Sidney (ANTARA News) - Dubes Indonesia untuk Australia memperingatkan, Jumat, bahwa hubungan antara kedua negara akan terganggu jika Canberra memberikan suaka politik kepada 43 pencari suaka dan pelarian separatis dari Papua. Para pencari suaka tiba di Australia utara setelah lima hari berlayar dan kemudian dibawa ke pusat penahanan imigrasi di Christmas Island, sebuah kawasan terpencil Australia di Samudera Hindia. Seorang jurubicara kelompok itu mengemukakan kepada media Australia, seperti dilaporkan AFP, mereka mengkhawatirkan akan mendapat tindakan keras bila kembali ke Papua, tempat aksi separatis tingkat rendah telah berlangsung selama beberapa dasawarsa. Menteri Imigrasi Australia, Amanda Vanstone mengemukakan, Kamis, permintaan ke-43 warga Papua akan dipertimbangkan. Namun demikian, Dubes Indonesia untuk Australia Teuku Mohamad Hamzah Thayeb, menyatakan tak ada yang perlu ditakuti oleh kelompok itu terhadap pihak berwenang Indonesia. Ketika ditanya dalam wawancara di radio Australia Broadcasting Corporation jika pemberian suaka politik kepada mereka akan membuat hubungan Indonesia- Australia menjadi tegang, Thayeb menjawab: "Saya harap tidak, namun pasti akan ada pengaruhnya." "Itulah mengapa kita harus menangani masalah ini bersama-sama dan menemukan solusi." Presiden Susilo Bambang Yudhoyoono juga telah memberikan jaminan keamanan kepada ke-43 warga Papua jika mereka kembali, katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2006