Berlin (ANTARA) - Kanselir Jerman Olaf Scholz pada Selasa (22/2) mengumumkan penangguhan proses sertifikasi pipa gas alam Nord Stream 2 dengan alasan tindakan yang diambil Rusia terhadap Ukraina.

"Situasinya saat ini telah berubah secara fundamental," katanya kepada para wartawan. "Kami akan menilai kembali situasi yang telah berkembang selama beberapa hari terakhir."

"Saya meminta Kementerian Ekonomi hari ini untuk menarik laporan yang ada tentang analisis keamanan pasokan di Badan Jaringan Federal," kata Scholz, seraya menambahkan bahwa langkah administratif itu diperlukan untuk mencegah sertifikasi dan operasional Nord Stream 2.

Selanjutnya, Kementerian Ekonomi akan membuat penilaian baru tentang keamanan pasokan dengan mempertimbangkan perkembangan dalam beberapa hari terakhir, tuturnya.

Foto yang diabadikan pada 21 Februari 2022 ini menunjukkan sebuah layar yang menampilkan Presiden Rusia Vladimir Putin saat berbicara dalam pidato yang disiarkan televisi di Moskow, Rusia. (Xinhua/Bai Xueqi)

Keputusan Rusia yang mengakui "Republik Rakyat Lugansk (RRL)" dan "Republik Rakyat Donetsk (RRD)" sebagai negara merdeka adalah "pelanggaran serius terhadap hukum internasional" yang melanggar perjanjian Minsk dan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), kata Scholz.

Scholz mengatakan saat ini penting untuk "mencegah eskalasi lebih lanjut, dan malapetaka. Itulah tujuan semua upaya diplomatik kita."

Pipa gas alam Nord Stream 2 diperkirakan dapat mengangkut 55 miliar meter kubik gas alam setiap tahun dari Rusia ke Jerman melalui Laut Baltik. Namun, pipa sepanjang 1.234 km tersebut belum dapat dioperasikan karena menunggu izin dari Jerman dan Uni Eropa.

Foto yang diabadikan pada 8 Oktober 2012 ini menunjukkan peralatan pipa gas alam Nord Stream sebelum upacara pembukaan jalur pipa gas kedua North Stream di Teluk Portovaya, sekitar 60 kilometer dari Kota Vyborg di Rusia barat laut. (Xinhua)

Pewarta: Xinhua
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022