Jakarta (ANTARA News) - Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Ito Warsito mengatakan, gejolak perekonomian global yang dipicu krisis finansial AS dan beberapa negara Eropa hanya bersifat jangka pendek pada pasar modal di Tanah Air.
"Jadi sebetulnya sentimen negatif dari krisis global hanya berdampak jangka pendek. Kita tidak perlu khawatir apa yang terjadi di AS dan Eropa dikarenakan situasi ekonomi Indonesia masih akan terus tumbuh," ujar Ito saat buka puasa bersama dengan wartawan di Jakarta, Selasa malam.
Ia menambahkan, secara umum kondisi ekonomi Indonesia masih dalam keadaan positif, ditambah kinerja emiten yang juga mencatatkan nilai bagus sehingga dapat menjadi salah satu indikator dalam menahan krisis global.
"Jadi gonjang-ganjing krisis AS dan Eropa tidak terlalu mempengaruhi kondisi pasar modal di Indonesia. Dalam arti secara umum kita tetap akan positif," ucapnya.
Meski sebagian dana investor asing tercatat keluar dari dalam negeri pada pekan kemarin, Ito mengatakan, pada pekan ini dana asing sedikit demi sedikit kembali masuk ke dalam negeri.
"Investor asing yang sudah membawa uangnya keluar sedikit bingung karena harus memikirkan uangnya mau ditempatkan kemana? Tidak ada negara lain yang sebagus Indonesia. Karena investor asing sendiri saat ini masih hati-hati dengan China dan India karena pertumbuhan laba emiten kedua negara itu tidak lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan laba emiten dalam negeri," ujar Ito.
Sehingga, menurutnya, Indonesia masih akan tetap menjadi pilihan investor global dan dana asing yang telah keluar akan kembali masuk kembali.
"Kapan akan masuk kembali dananya? Memang itu masih menunggu waktu. Diperkirakan dalam waktu dekat atau beberapa minggu setelah Lebaran pasar kita akan kembali pulih, dan Sampai akhir tahun pertumbuhan pasar modal kita juga diekspektasikan masih akan bertahan menjadi yang paling baik di Asia Pasifik," katanya.
Ito mengemukakan, anjloknya indeks harga saham gabungan (IHSG) selama tiga hari berturut-turut pada pekan sebelumnya dipicu dari pelaku pasar asing yang panik sehingga menjual sebagian portofolionya di pasar saham.
Namun, lanjutnya, seiring berjalannya waktu yang menunjukkan ekonomi Indonesia masih cukup kuat dalam menghadapi krisis global mendorong investor asing kembali masuk ke dalam negeri dan mencatatkan pembelian bersih (foreign nett buy) di pasar saham.
"Anjloknya indeks BEI terjadi penjualan yang cukup masif di pasar saham oleh investor asing. Secara umum itu karena sentimen negatif dari surat utang AS dan krisis di Eropa. Namun sebenarnya Indonesia tidak terlalu dipengaruhi dari kejadian AS dan Eropa. Perekonomian kita tetap tumbuh cukup bagus, begitu juga laporan emiten yang lebih dari 30 persen, saat ini investor asing banyak yang kembali `nett buy`," ujar Ito. (ANT/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011