Di New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September merosot 1,23 dolar AS menjadi ditutup pada 86,65 dolar AS per barel.
Di perdagangan London, kontrak minyak mentah Brent North Sea untuk September turun 44 sen per barel menjadi berakhir pada 109,47 dolar AS.
"Kondisi bearish berlangsung sepanjang hari," Matt Smith dari Summit Energy mengkarakteristik suasana pedagang, lapor AFP.
"Tampaknya ada sedikit lebih tenang ke pasar pekan ini, tapi secara keseluruhan gambarannya masih merupakan salah satu dari kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi ke depan."
Berita utama yang menggantung di atas pasar adalah laporan pertumbuhan ekonomi Jerman yang hanya 0,1 persen pada kuartal kedua, menimbulkan kekhawatiran negara itu kehilangan momentum.
"Dinamika ekonomi Jerman telah mendingin secara signifikan sejak mulai menguat awal tahun ini," kata kantor statistik federal dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu, estimasi awal Eurostat menunjukkan pertumbuhan seluruh 17-negara zona euro melambat menjadi 0,2 persen pada kuartal kedua.
Chris Williamson, kepala ekonom di perusahaan jasa informasi keuangan Markit, mengatakan kinerja lemah Jerman dan Prancis "menimbulkan kekhawatiran bahwa negara-negara inti kawasan euro saat ini sedang berjalan jauh lebih lemah dari yang diperkirakan sebelumnya."
Pertemuan puncak Presiden Prancis Nicolas Sarkozy dan Kanselir Jerman Angela Merkel, di mana mereka menyerukan pembentukan sebuah pemerintahan ekonomi zona euro untuk membantu menjinakkan krisis utang blok itu, tidak banyak membantu.
Mereka juga mengatakan mereka akan mengusulkan pajak transaksi keuangan yang baru, sebuah tindakan yang tidak pergi jauh dari pedagang, termasuk di pasar minyak.
"Pajak transaksi keuangan adalah tamparan lain di wajah minyak mentah dan selera risiko (risk appetite) umum," kata Smith. (A026/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011