Kenaikkan laba bersih perseroan itu diikuti dengan laba per saham untuk semester pertama 2011 yang juga meningkat sebesar 104 persen menjadi 0,0084 dolar AS.
Presiden Direktur Adaro Energy, Garibaldi Thohir, dalam siaran pers di Jakarta, Selasa, mengatakan, laba bersih yang tinggi ini ditopang oleh kenaikan volume produksi dan harga jual rata-rata, walaupun beban pokok pendapatan juga mengalami peningkatan.
"Kami mencapai rekor tertinggi untuk laba semester pertama, yang ditopang oleh kinerja operasional yang sangat baik, terutama pada kuartal kedua 2011, serta kenaikan realisasi harga karena prospek batubara yang bagus. Kami pun berada pada jalur yang tepat untuk mencapai target produksi batubara tahun 2011 sebesar 46-48 juta ton dan EBITDA sebesar 1,1-1,3 miliar," paparnya.
Ia mengatakan, harga jual rata-rata naik sebesar 23 persen akibat dari kenaikan harga batubara thermal. Sementara itu, biaya kas (tidak termasuk royalti) meningkat 23 persen menjadi 40 dolar AS per ton karena kenaikan pada nisbah kupas yang direncanakan, jarak angkut lapisan penutup yang lebih jauh, dan kenaikan biaya bahan bakar.
"EBITDA pun melonjak 37 persen hingga mencapai rekor tertinggi 626 juta dolar AS dan kami dapat mempertahankan marjin EBITDA sebesar 35 persen," katanya.
Selain dari kenaikan volume produksi dan harga jual rata-rata, Garibaldi menjelaskan, kenaikan laba bersih juga ditopang oleh keuntungan selisih kurs sebesar 13,2 juta dolar AS dan tidak adanya amortisasi "goodwill" dibandingkan dengan 26,6 juta dolar AS yang tercatat pada periode yang sama tahun lalu.
"Adaro mengikuti Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 22 (Revisi 2010), sejalan dengan perubahan dalam akuntansi untuk amortisasi goodwill yang menggunakan metode penurunan nilai dalam menghitung beban-beban yang terkait," paparnya.
Ia mengatakan, Adaro akan terus mengoptimalkan struktur permodalan untuk mempertahankan posisi positif neraca dan mendukung pertumbuhan usaha, sebagaimana yang tercermin pada rasio hutang bersih terhadap ekuitas sebesar 0,46 kali dan hutang bersih terhadap EBITDA sebesar 0,82 kali.
"Tingkat likuiditas Adaro tetap kuat dengan akses terhadap kas yang mencapai hampir 2 miliar dolar AS termasuk fasilitas komitmen bank yang belum terpakai," katanya.
Sementara, lanjut Garibaldi, pendapatan usaha bersih juga mengalami peningkatan sebesar 36 persen menjadi 1,8 miliar dolar AS, sementara beban pokok pendapatan meningkat dengan skala yang lebih kecil yaitu 34 persen menjadi 1,2 miliar dolar AS.
Dalam siaran pers yang disampaikan juga menyebutkan, rekor kinerja operasional kuartalan tertinggi pada kuartal kedua 2011 dengan dukungan alat berat baru yang lebih besar dan kinerja yang baik dari para kontraktor.
Dipaparkannya, volume produksi dan penjualan untuk semester pertama 2011 masing-masing meningkat 5,5 persen dan 10 persen menjadi 22,81 juta ton dan 24,02 juta ton dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
(T.KR-ZMF)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011