Jakarta (ANTARA News) - Pengamat Ekonomi, Viviet S Putri mengatakan, secara umum indikator perekonomian Indonesia menunjukkan tren positif sejak awal tahun 2011 sehingga ke depan diperkirakan dapat mengatasi krisis global yang dipicu dari Eropa dan Amerika Serikat.

"Tren membaiknya ekonomi Indonesia itu salah satunya tercermin dalam mata uang rupiah yang stabil terhadap dolar AS, bahkan pergerakkannya cenderung dalam tren penguatan," kata Viviet yang juga analis dari Anugerah Sekurindo Indah, di Jakarta, Selasa.

Ia menambahkan, nilai tukar rupiah mengalami penguatan sekitar 3,9 persen selama kuartal pertama lalu. Selain itu, Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 6,4 persen hingga 6,6 persen akan tercapai menambah bukti perekonomian Indonesia cukup kuat.

"Kinerja perekonomian Indonesia yang digambarkan oleh perkembangan PDB atas dasar harga konstan 2000, pada Triwulan kedua 2011 meningkat sebesar 2,9 persen bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya," kata dia.

Ia juga mengatakan, krisis yang terjadi di beberapa negara maju Eropa serta kondisi pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang melambat dapat di jadikan peluang bagi Indonesia untuk menarik investor ke dalam negeri.

"Investor saat ini `wait and see` untuk menempatkan dananya seiring belum stabilnya kondisi global. Kuatnya fundamental ekonomi dalam negeri diperkirakan dapat mengatasi krisis global, kondisi itu akan menarik minat investor untuk menempatkan dananya ke dalam negeri," kata dia.

Namun, kata Viviet, kondisi yang harus dipikirkan saat ini adalah kebijakan-kebijakan dari pemimpin negeri yang tetap kuat untuk meningkatkan kepercayaan investor dan mengurangi fluktuasi yang ekstrem.

"Secara fundamental ekonomi kita positif, namun tidak bisa menutup kemungkinan nantinya akan terkena dampak krisis ekonomi global jika kebijakan dari pemimpin hanya mementingkan suatu golongan tertentu," katanya.

Apalagi, lanjut Viviet, biasanya cukup banyak intervensi terhadap kebijakan ekonomi dalam negeri saat menjelang pemilu karena hanya mementingkan golongannya saja.

"Hal ini yang dikhawatirkan untuk Indonesia, secara fundamental ekonominya bagus, namun harus juga diikuti dengan kebijakan dari pemimpin yang kuat dan tidak mementingkan golongan tertentu," katanya.

(ANTARA/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011