Persepsi diri tentang negara gagal sesungguhnya telah sirna, setelah kita berhasil sepenuhnya keluar dari krisis multi-dimensional yang berlangsung selama 1998-1999...

Jakarta (ANTARA News) - "Persepsi diri tentang negara gagal sesungguhnya telah sirna, setelah kita berhasil sepenuhnya keluar dari krisis multi-dimensional yang berlangsung selama 1998-1999," kata Presiden Susilo B Yudhoyono, dalam sidang paripurna bersama DPR RI dan DPD RI di Gedung MPR/DPR Senayan Jakarta, Selasa.

Yudhoyono menegaskan pula, Indonesia bukan negara yang berada di bibir jurang kegagalan dan kebangkrutan.

Menurut dia, saat ini Indonesia memiliki peluang untuk menjadi negara dengan skala ekonomi sepuluh terbesar di dunia dalam dua hingga tiga dasawarsa mendatang.

"Semua prestasi yang kita capai dalam tahun-tahun terakhir ini menegaskan satu kepercayaan, bahwa jalan menuju masa depan yang lebih baik itu berada di depan kita, untuk kita jalani bersama," katanya.

Indonesia, katanya, juga tercatat sebagai negara dengan skala ekonomi terbesar di Asia Tenggara.

"Kini, banyak pihak menyebut Indonesia sebagai emerging economy, bukan ekonomi dunia ketiga yang selama lebih dari 60 tahun selalu diasosiasikan dengan negara kita," katanya.

Pada kesempatan itu dia merujuk periode 1998-1999 sebagai saat yang sangat kritis dalam sejarah Indonesia.

Menurut Presiden Yudhoyono, fenomena negara gagal dan bangkrut berada di depan mata pada masa itu sebab pertumbuhan ekonomi saat itu negatif karena mengalami kontraksi. Hampir semua lembaga keuangan dan perbankan kehilangan kepercayaan dari pelaku pasar dalam dan luar negeri.

"Kita juga menghadapi konflik komunal berbasis etnik dan agama di sejumlah daerah dan sama seriusnya dengan semua itu, kita juga menghadapi ancaman disintegrasi teritorial," katanya.

Namun, kata dia, setelah sepuluh tahun era reformasi, Indonesia berhasil melewati arus sejarah yang tidak mudah.

"Kita mampu menjawab tantangan jaman dan tuntutan rakyat untuk melakukan perubahan-perubahan yang fundamental," katanya.

Saat ini, lanjut dia, Indonesia telah tampil sebagai salah satu negara demokrasi yang paling stabil dan mapan di Asia. Indonesia juga tercatat sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia.

Sementara itu pada Selasa siang Presiden Yudhoyono juga dijadwalkan menyampaikan pidato mengenai Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2011 pada rapat paripurna DPR RI yang dihadiri bersama oleh anggota DPR RI dan DPD RI. (G003/B/D012/D012)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011