Bengkulu (ANTARA News) - Pada bulan Agustus ini sedikitnya tiga kali gempa tektonik mengguncang wilayah Bengkulu dan sekitarnya dengan kekuatan 5,0 sampai 6,0 skala Richter (SR).

Kepala Kantor Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bengkulu, Fahmizah, di Bengkulu, Senin, mengatakan, gempa terakhir terjadi pada Minggu (14/8) sekitar pukul 03.22 WIB dengan kekuatan 5,0 SR.

Gempa tersebut berlokasi pada 4,87 Lintas Selatan (LS) dan 102,80 Bujur Timur (BT) atau sekitar 65 km Barat Daya Bintuhan, Kabupaten Kaur dengan kedalaman 24 km dari permukaan laut (DPL).

Gempa sebelumnya terjadi pada Kamis (11/8) sekitar pukul 11.43 WIB dengan kekuatan 5,3 SR. Lokasi gempa berada pada 4,11 LS dan 102,47 BT atau sekitar 42 km Tenggara Bengkulu dengan kedalaman 19 km dpl.

Sedangkan gempa pertama terjadi pada Rabu (4/8) sekitar pukul 07.16 WIB dengan kekuatan 6,0 SR. Posisi gempa berada pada 2.88 LS dan 100,97 BT atau sekitar 37 km Barat Daya Kabupaten Mukomuko, Bengkulu dengan kedalaman sekitar 28 km dpl.

Gempa 6,0 SR yang berpusat di Kabupaten Mukomuko ini selain menyebabkan masyarakat panik dan berhamburan keluar rumah menyelamatkan diri karena guncang gempa terasa kecang juga dikhawatirkan akan terjadi tsunami.

Gempa yang terjadi pada pagi hari tersebut juga menyebabkan sejumlah perkantoran di Kabupaten Mukomuko mengalami kerusakan. Kantor yang rusak diguncang gempa tersebut, antara lain kantor Bupati Mukomuko, kantor DPRD dan kantor sejumlah SKPD lainnya.

Kabid Humas Pemkab Mukomuko, Yanzuri Nawawi mengatakan, kerusakan bangunan tersebut menyebabkan pemkab setempat mengalami kerugian mencapai puluhan juta rupiah.

Pemkab Mukomuko terus menurus mengingatkan masyarakat setempat untuk mewaspadai gempa susulan dengan kekuatan lebih besar lagi dari gempa sebelumnya mengingat daerah ini berada di patahan gempa Mentawai, Sumbar.

Dengan demikian, gempa bisa melanda daerah ini setiap saat. Karena itu, masyarakat Mukomuko diminta mewaspadai ancaman gempa dan stunami. Dengan kewaspadaan itu, jika terjadi gempa susulan masyarakat dapat menyelamatkan diri ke tempat aman dengan cepat, sehingga korban yang timbul dapat minimalisir, katanya. (ANT212/Z002/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011