Ghazni, Afghanistan (ANTARA News) - Seorang polisi dan empat gerilyawan Taliban tewas dalam bentrokan tengah malam ketika militan menyerang kantor pemerintah di Afghanistan tengah, kata polisi, Senin.
Serangan itu, yang terjadi di distrik Qarabagh di provinsi Ghazni, berlangsung sekitar satu jam dan dimulai ketika Taliban meluncurkan dua roket ke kantor pemerintah wilayah itu sebelum menembaki pos polisi yang berdekatan, lapor AFP.
Polisi membalasnya sehingga terjadi tembak-menembak, namun gerilyawan tidak memasuki bangunan itu, kata kepala kepolisian Ghazni, Dilawar Zahid.
"Empat militan dan seorang polisi tewas dalam bentrokan itu," kata Zahid.
Juru bicara Taliban Zabiullah Mujahid mengklaim bahwa delapan polisi tewas dalam bentrokan itu.
Serangan tersebut dilakukan setelah 22 orang tewas dalam serangan bom bunuh diri dan penembakan di kompleks gubernur provinsi Parwan, sebelah utara Kabul, ibu kota Afghanistan.
Menurut kementerian dalam negeri, korban tewas terdiri dari 16 pejabat provinsi dan enam polisi, dan 34 orang lain yang mencakup 10 polisi cedera dalam serangan itu.
Abdul Basir Salangi, gubernur provinsi Parwan, mengatakan kepada televisi setempat selama pengepungan, enam penyerang bom bunuh diri menyerbu bangunan utama kompleks gubernur.
"Saya berada di dalam," kata Salangi kepada televisi Tolo News, menunjuk pada kompleks yang mencakup kantornya dan kantor-kantor para pejabat lain di ibu kota provinsi itu, Charikar, sekitar 50 kilometer sebelah utara Kabul.
Gubernur tersebut adalah komandan terkenal perlawanan anti-Sovyet dan anti-Taliban yang terlibat dalam pertempuran sengit dengan Taliban ketika mereka berkuasa dari 1996 hingga 2001.
Konflik meningkat di Afghanistan dengan jumlah kematian sipil dan militer mencapai tingkat tertinggi tahun lalu ketika kekerasan yang dikobarkan Taliban meluas dari wilayah tradisional di selatan dan timur ke daerah-daerah barat dan utara yang dulu stabil.
Sebanyak 711 prajurit asing tewas dalam perang di Afghanistan sepanjang tahun lalu, yang menjadikan 2010 sebagai tahun paling mematikan bagi pasukan asing, menurut hitungan AFP yang berdasarkan atas situs independen icasualties.org.
Jumlah kematian sipil juga meningkat, dan Kementerian Dalam Negeri Afghanistan mengumumkan bahwa 2.043 warga sipil tewas pada 2010 akibat serangan Taliban dan operasi militer yang ditujukan pada gerilyawan.
Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaida Osama bin Laden, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.
Sekitar 130.000 personel Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO yang berasal dari puluhan negara berada di Afghanistan untuk membantu pemerintah kabul memerangi pemberontakan Taliban dan sekutunya.
Sekitar 521 prajurit asing tewas sepanjang 2009, yang menjadikan tahun itu sebagai tahun mematikan bagi pasukan internasional sejak invasi pimpinan AS pada 2001 dan membuat dukungan publik Barat terhadap perang itu merosot.
Gerilyawan Taliban sangat bergantung pada penggunaan bom pinggir jalan dan serangan bunuh diri untuk melawan pemerintah Afghanistan dan pasukan asing yang ditempatkan di negara tersebut.
Bom rakitan yang dikenal sebagai IED (peledak improvisasi) mengakibatkan 70-80 persen korban di pihak pasukan asing di Afghanistan, menurut militer. (M014/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011