proses pembangunannya sangat cepat, hanya memerlukan waktu 11 bulan
Gorontalo (ANTARA) - Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI Muhammad Syarif Bando meresmikan penggunaan Gedung Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Gorontalo Utara di Kecamatan Kwandang, Gorontalo Utara, Selasa.
Peresmian gedung yang juga dihadiri Anggota Komisi X DPR RI Elnino Mohi dan Ketua DPRD Gorontalo Utara, Deisy Sandra Maryana Datau, dirangkaikan dengan Seminar Nasional Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat untuk Kesejahteraan.
Juga pengukuhan Bunda Literasi Kabupaten Gorontalo Utara dan penandatanganan nota kesepahaman dengan pemerintah daerah setempat.
Gedung Perpustakaan Umum Daerah tersebut, merupakan bantuan dari Perpustakaan Nasional RI, digunakan sebagai Layanan Perpustakaan Umum (LPU), di bawah Kantor Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Gorontalo Utara.
Baca juga: Kepala Perpusnas resmikan gedung H.B Jassin di Gorontalo
Syarif mengatakan gedung tersebut bertujuan untuk meningkatkan literasi masyarakat di daerah tersebut.
Pihaknya sangat mengapresiasi komitmen Bupati Indra Yasin dan masyarakatnya untuk memajukan pembangunan di daerah.
Infrastruktur bagi masyarakat disiapkan untuk memenuhi pelayanan dasar dalam mendukung agenda nasional tentang peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
"Alhamdulillah proses pembangunannya sangat cepat, hanya memerlukan waktu 11 bulan," katanya.
Baca juga: Perpusnas gandeng pemda tingkatkan Indeks Pembangunan Literasi
Ia pun mengapresiasi komitmen Bupati Indra Yasin dan Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten, Reni Yasin Hiola sebagai bunda literasi, yang telah berkomitmen dengan tenaga pendidik dari sekolah, perguruan tinggi serta seluruh komponen dalam penyediaan fasilitas tersebut.
Ia juga berharap peran media untuk menulis lebih banyak tentang asal usul kabupaten tersebut, termasuk potensi SDM dan pariwisata.
Mengingat pariwisata mengkontribusi di atas 60 persen produk domestik bruto (PDB).
Baca juga: Perpusnas luncurkan aplikasi pendataan perpustakaan berbasis wilayah
Sehingga peningkatan kualitas SDM, pemanfaatan potensi SDM dengan ilmu-ilmu terapan perlu dimajukan, karena 80 persen penduduk terjun sebagai kepala keluarga (KK) dan kepala rumah tangga dengan modal ijazah SMA, SMP, SD bahkan tidak tamat.
Mereka tidak bisa menyerap ilmu-ilmu tingkat tinggi untuk industri menengah atas. Umumnya mereka berkecimpung dalam industri rumah tangga, sehingga perlu disediakan buku-buku ilmu terapan agar mereka dapat keluar dari problematika ekonomi dan sosial.
Dengan pengalaman yang dilakukan Perpustakaan Nasional, katanya, melalui program transformasi perpustakaan berbasis inklusif sosial, telah menyiapkan ilmu-ilmu terapan termasuk komputer untuk belajar dari internet selama 1 tahun.
Baca juga: Legislator apresiasi realisasi anggaran Perpusnas
Agar dapat membuka usaha sekelas industri rumah tangga yang bisa menopang ekonomi mikro dan usaha kecil menengah (UKM).
Syarif menambahkan, telah menerima permohonan bantuan dana dari Bupati Indra Yasin untuk pengadaan peralatan penunjang (mebeler) di tahun 2022 ini.
"Kita berupaya memberikan bantuan sebesar Rp500 juta untuk keperluan itu termasuk TIK dan koleksi baru yang juga akan diupayakan disalurkan tahun ini juga dengan nilai anggaran yang sama. Mengingat dengan anggaran sebesar Rp550 miliar, Perpustakaan Nasional akan berupaya membagi untuk seluruh Indonesia," imbuhnya.
Baca juga: Perpusnas : Persoalan utama literasi terkait ketimpangan rasio buku
Pewarta: Susanti Sako
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022