Jakarta (ANTARA) - Bappenas menyampaikan perubahan pola pikir atau mindset menjadi kunci untuk mencapai target ekonomi hijau dan penurunan emisi karbon sebesar 41 persen pada 2030.
“Yang terpenting adalah kita semua memiliki satu visi misi dan tujuan, sehingga yang paling penting adalah perubahan mindset dan kolaborasi lintas stakeholder,” kata Deputi Bidang Ekonomi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti dalam webinar, Selasa.
Perubahan mindset, lanjutnya, menjadi penting karena ketika dihadapkan pada pilihan investasi tentu akan lebih memilih investasi hijau. Begitu juga dengan pemilihan pembangunan industri yang menerapkan teknologi hijau dan menggunakan energi baru terbarukan.
“Apalagi sekarang tren global konsumen menginginkan konsumsi produk hijau dan ramah lingkungan. Concern-nya sudah mulai ke arah sana tinggal bagaimana sisi produksinya juga kita dorong ke arah sana sehingga kita bisa cepat mencapai tujuan energi hijau secara bersama,” ujarnya.
Lebih lanjut Amalia mengatakan bahwa dalam mencapai target penurunan emisi gas rumah kaca 41 persen pada 2030, Indonesia menghadapi berbagai tantangan dengan estimasi kebutuhan pembiayaan 247,3 miliar dolar AS.
Indonesia juga menghadapi sejumlah tantangan, diantaranya pandangan investor global terhadap tingginya resiko ESG (Environmental, Social and Governance) bank karena rendahnya standar lingkungan dan tidak adanya kewajiban debitur memiliki kebijakan NDPE.
Kemudian tingginya risiko kredit yang menurut Chain Reaction Research pada 2018 setara dengan 12 persen dari modal perbankan.
“Terdapat perusahaan multinasional yang telah memutuskan kontrak dengan perusahaan Indonesia yang tidak memenuhi standar lingkungan serta pemahaman dan pendekatan yang masih beragam dalam hal penentuan ambang batas kriteria hijau,” ungkapnya.
Adapun komitmen Indonesia untuk mengendalikan perubahan iklim, telah tercantum pada Prioritas Nasional ke-6 di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 yakni membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana dan perubahan iklim.
Prioritas tersebut diturunkan ke dalam tiga Program Prioritas yakni peningkatan kualitas lingkungan hidup, peningkatan ketahanan bencana dan iklim serta pembangunan rendah karbon.
Baca juga: Sri Mulyani : Pandemi COVID-19 bawa dampak baik pada perubahan iklim
Baca juga: Untuk ekonomi hijau dan biru di G20, BRIN dorong pemanfaatan kehati
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022