Jakarta (ANTARA) - Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3), Rosa Vivien Ratnawati menyebut bank sampah memiliki potensi untuk mengisi kebutuhan bahan baku plastik dan kertas industri daur ulang di Tanah Air agar dapat mandiri dan terbebas dari impor.
"Bahan baku daur ulang ini saya berharap sekali dari bank sampah. Bank sampah itu punya kelebihan bahan baku daur ulangnya, sampah kertasnya, sampah plastiknya jauh lebih bersih dibanding mengambil dari tempat lain," kata Dirjen PSLB3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rosa Vivien Ratnawati ketika berbicara di Rapat Koordinasi Nasional Bank Sampah ke-7, diikuti virtual dari Jakarta, Selasa.
Baca juga: KLHK dorong bank sampah adopsi manajemen yang lebih profesional
Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) KLHK, komposisi sampah plastik di Indonesia adalah 15,7 persen sementara kertas 12,2 persen dari total timbulan sampah 23.334.922 ton per tahun pada 2021.
Sampah plastik dan kertas itu berpotensi untuk digunakan sebagai bahan baku industri daur ulang di Indonesia. Namun, pemanfaatan dari sampah plastik dan kertas itu belum optimal. Sampah plastik baru digunakan 46 persen dan kertas baru terpakai 45 persen dari total sampah plastik dan kertas yang ada.
"Pada hari ini saya minta betul untuk kemudian kita meningkatkan itu. Ditingkatkan 10 persen saja, menurut hasil penelitian KLHK yang dibuat tahun lalu, kita pada 2030 baru mandiri, tidak impor," ujarnya.
Baca juga: KLHK sebut bank sampah dan sektor informal pilar ekonomi sirkular
Baca juga: KLHK dorong produsen manfaatkan sampah dari bank sampah
Langkah itu penting agar tidak terulang kembali kejadian 2019 ketika dalam bahan baku daur ulang yang diimpor tercampur sampah jenis lain.
"Makanya teman-teman sekalian saya berharap betul dari bank sampah untuk kita bisa lebih mandiri. Ayo kita tingkatkan, karena meningkatkan 10 persen juga tidak mudah," kata Vivien.
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022