Jakarta (ANTARA News) - Direktur Keuangan Medco Energy, Cyril Noerhadi, menilai target produksi minyak mentah Indonesia sebesar 1,3 juta barel per hari pada 2009 sulit dicapai mengingat hingga kini hanya dua lapangan minyak baru dengan cadangan lumayan besar yang ditemukan.
"Dalam bisnis migas, kalau pun ladang minyak sudah ditemukan tetapi tidak dapat langsung menghasilkan minyak karena memerlukan proses yang panjang. Hasilnya bisa saja tidak sesuai dengan perhitungan di atas kertas," kata Cyril di Jakarta, Kamis.
Saat ini, ladang minyak yang baru ditemukan yakni di Cepu, Jawa Tengah dan blok Jeruk, Madura, Jawa Timur.
"Blok Cepu saja masih dipersoalkan siapa yang akan menjadi operatornya, Pertamina atau ExxonMobil," ujarnya.
Ia menambahkan, target produksi 1,3 juta barel minyak mentah per hari dapat direalisasikan apabila ditemukan ladang minyak baru serta peningkatan produksi dari sumur minyak yang sudah ada.
Selain itu, regulasi di sektor migas nasional yang menyangkut masalah perpajakan dan fiskal dibenahi sehingga calon investor maupun investor tetap tertarik menanamkan uangnya di Indonesia.
"Sektor migas merupakan industri padat modal dan padat teknologi. Tidak dapat dipungkiri, untuk meningkatkan produksi dibutuhnya investasi terutama asing," kata dia.
Menurut Cyril yang juga mantan Dirut Bursa Efek Jakarta (BEJ) itu, kondisi Indonesia yang dinilai kurang mendukung investasi membuat investor asing lebih tertarik menanamkan uangnya di sektor migas di Vietnam, Thailand, Rusia dan Kazakhstan.
"Padahal peluang keberhasilan dalam eksploitasi ladang minyak di Indonesia berkisar 30 persen, ini cukup baik," kata Cyril.
Produksi minyak mentah nasional saat ini sekitar 1,075 juta barel per hari sementara konsumsi nasional 1,35 juta barel per hari.
Cyril menyarankan, untuk menurunkan angka konsumsi dapat dilakukan dengan menaikkan harga jual minyak dan efisiensi penggunaannya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006