Hari ini kami sudah melihat langsung ketersediaan minyak goreng di dua lokasi distributor, dan memang stoknya ada tetapi sangat terbatas.
Pontianak (ANTARA) - Tim Terpadu Monitoring Harga dan Ketersediaan Minyak Goreng Kemasan melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah distributor dan swalayan di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa.
"Hari ini kami sudah melihat langsung ketersediaan minyak goreng di dua lokasi distributor, dan memang stoknya ada tetapi sangat terbatas," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pontianak, Mulyadi yang juga Ketua Harian Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Pontianak.
Tim Terpadu tersebut awalnya mendatangi distributor minyak goreng di Jalan Ir H Juanda. Di lokasi itu, stok minyak goreng masih ada namun jumlahnya terbatas, kemudian dilanjutkan ke Jalan Budi Karya yang juga meninjau ketersediaan minyak goreng di salah satu distributor.
Baca juga: Anggota DPR apresiasi Satgas Pangan ungkap penimbun minyak goreng
Menurutnya, berdasarkan penjelasan pihak distributor, memang pasokan minyak goreng sangat terbatas, sehingga setiap minyak goreng yang masuk, langsung didistribusikan ke pasaran. "Termasuk distribusi ke supermarket-supermarket yang ada di Kota Pontianak," katanya.
Kemudian, tim bergeser menuju Toko Swalayan Harmonis di Jalan Ampera, di supermarket itu stok minyak goreng berbagai merek tersedia di rak-rak penjualan. Harganya pun relatif murah dan sesuai dengan ketetapan pemerintah, yakni kemasan dua liter dibandrol Rp28 ribu, dan kemasan satu liter Rp14 ribu.
Dalam kesempatan itu, Mulyadi mengimbau masyarakat untuk tidak panik hingga memborong minyak goreng berlebihan, tetapi cukup membeli sesuai kebutuhan.
"Apalagi tadi kami dapat informasi dari salah satu gudang distributor bahwa pekan depan pasokan minyak goreng akan datang lagi," ungkapnya.
Pihaknya menjamin ketersediaan pasokan minyak goreng masih bisa mencukupi kebutuhan masyarakat, apalagi minyak goreng bukan komoditas pokok sehingga tidak setiap hari masyarakat menggunakannya. "Berbeda dengan kebutuhan pokok lainnya seperti beras, gula, dan sebagainya," katanya.
Baca juga: Bulog Jember sediakan 4.200 liter untuk operasi pasar minyak goreng
Sementara itu, Sales Manager CV Indo Prima, Hongky, yang merupakan salah satu distributor minyak goreng kemasan mengatakan, saat ini minyak goreng di gudangnya memang sedang kosong. Bahkan sejak tiga bulan belakangan pihaknya tidak mendapat alokasi pasokan minyak goreng dari pabrik.
Namun, lanjut Hongky, ada kabar baik yaitu perusahaan kembali mendapat alokasi minyak goreng kiriman dari Pulau Jawa dan diperkirakan tiba pekan depan. Pengiriman minyak goreng tersebut diharapkan berjalan lancar sehingga stok tersedia untuk memenuhi kebutuhan pasar.
"Namun, kami tegaskan lagi bahwa kami hanya mendapat jatah dari pabrik sehingga untuk dijual ke toko pun masih kami batasi," katanya.
Ia menambahkan, minyak goreng kemasan yang akan didistribusikan sudah memberlakukan harga baru sesuai dengan ketetapan pemerintah, yakni Rp13 ribu per liter. Dari informasi yang diperolehnya, minyak goreng yang akan masuk pada pekan depan sebanyak empat hingga lima ribu karton.
"Kalau dulu sebelum terjadi kelangkaan, biasanya pasokannya bisa dua kali lipat untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng di seluruh wilayah Kalbar," jelas Hongky.
Pembatasan minyak goreng dari pabrik ini, terang dia, sudah dilakukan sejak November lalu. Pembatasan ini bukan diakibatkan penetapan harga eceran tertinggi (HET) dari pemerintah, akan tetapi karena terbatasnya pasokan minyak goreng.
"Kalau dari gudang kami biasanya kebutuhan minyak goreng yang kami suplai ke toko-toko atau grosir sekitar 10 ribu karton per bulan," katanya.
Pewarta: Andilala
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022