Jakarta (ANTARA News) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Mustafa Abubakar meminta manajemen PT Garuda Indonesia Tbk tidak melanggar kesepakatan-kesepakatan dengan Asosiasi Pilot Garuda (APG) terkait sejumlah tuntutan para pilot.
"Kami meminta manajemen Garuda merealisasikan berbagai keputusan yang sudah disepakati antara kedua pihak. Kalau ada yang dilanggar saya meminta segara dilaporkan agar saya turun tangan," kata Mustafa usai memediasi pertemuan antara manajemen Garuda dan APG di Kantor Kementerian BUMN di Jakarta, Senin.
Mustafa menuturkan, pertemuan dilakukan antara 6 direksi Garuda Indonsia dan 5 perwakilan APG dilakukan di Kantor Kementerian BUMN.
Diketahui pada 28 Juli 2011 sejumlah anggota APG melakukan mogok terbang terkait dengan tuntutan kesetaraan gaji dengan pilot asing yang digunakan perusahaan penerbangan plat merah itu.
Aksi mogok tersebut mengakibatkan sejumlah penerbangan Garuda tertunda.
Menurut Mustafa, dalam pertemuan itu poin yang dibahas meliputi penggunaan pilot asing, masalah perjanjian kerja bersama (PKB), penetapan usia pensiun pilot.
"Antara manajemen Garuda dan APG sudah mencapai kata sepakat soal renumerasi, fasilitas tunjangan,bonus, yang seluruhnya dimaksudkan agar tidak terjadi "gap" (selisih) antara pilot lokal dan pilot asing," ujarnya.
Sesungguhnya ujar Mustafa, selisih penerimaan antara pilot asing dan pilot lokal tidak terlalu jauh, namun benefit yang diperloleh para pilot lokal secara akumulasi jauh lebih besar.
"Masalah gaji sudah final, tinggal disesuaikan dengan perumusan tunjangan-tunjangan pensiun. Berapa besarannya akan segara didefinitifkan sebelum Lebaran tahun ini,"ujarnya.
Terkait usia pilot Mustafa menambahkan, Kementerian BUMN mengusulkan masa kerja pilot Garuda bisa mencapai 60 tahun.
"Saya bilang di luar negeri para pilot bisa berkarya hingga 60 tahun. Ini mencapai titik temu," ujarnya. Sebelumnya Direktur Utama Garuda Emirsya Satar enggan memberi komentar terhadap pertemuan direksi dan APG tersebut.
Ia hanya menjelaskan bahwa pertemuan tersebut berlangsung secara kekeluargaan.
"Positif. Hasilnya untuk semua. Apa saja keputusan itu nanti akan kita sampaikan," kata Emirsyah.
(R017/S019)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011