"Pertumbuhan industri pengolahan belum tumbuh seperti pada tahun 1980an yang bisa mencapai 20 persen. Fakta yang ada justru menunjukkan bahwa perkembangan industri nasional terus mengalami penurunan," kata Sri Adiningsih di Jakarta, Senin.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah perusahaan besar dan sedang pada sektor industri pengolahan di Indonesia mengalami kenaikan signifikan dari 20.729 perusahaan pada 2005 menjadi 29.468 perusahaan pada 2006, namun, setelah periode tersebut, jumlahnya terus menurun hingga hanya 25.077 di tahun 2009.
Mengikuti pola penurunan jumlah perusahaan, jumlah tenaga kerja yang diserap oleh industri pengolahan juga terus mengalami penurunan sejak tahun 2006. Jumlah tenaga kerja industri besar dan sedang di bidang pengolahan pada tahun 2006 sebesar 4,75 juta orang. Pada tahun 2009 menurun menjadi 4,40 juta orang.
"Kalau kita lihat data-data itu, artinya industri pengolahan kita masih rendah dan tidak memberikan peranan yang cukup besar dalam menyediakan lapangan kerja di Indonesia," kata Sri.
Ia menilai, jika Indonesia ingin menjadi bagian dari kebangkitan ekonomi Asia, maka harus ada upaya untuk meningkatkan kualitas sektor industri pengolahan.
"Kemampuan Indonesia menciptakan nilai tambah, khususnya dengan memanfaatkan sumber daya yang ada, baik alam maupun manusia, akan dapat menciptakan lapangan kerja demi industri yang berkualitas," katanya.
Sementara itu, anggota Komisi XI DPR-RI Arif Budimanta menambahkan dalam RAPBN 2012 pemerintah memberikan target pertumbuhan pada kisaran 6,5 - 6,9 persen. Namun dalam pencapaian target pertumbuhan tersebut kontribusi dari ekspor justru lebih kecil daripada kontribusi impor.
"Jadi kalau impor kita diperkirakan sekitar 18 persen, sedangkan ekspor kita kontribusinya terhadap perkembangan PDB diperkirakan 14,0 - 15,0 persen, hal ini menunjukkan bahwa pemerintah tidak serius di dalam usaha membangkitkan industri nasional," kata Arif.
Menurutnya, walaupun terlihat industri pengolahan dalam dua tahun terakhir menunjukkan kemajuan, secara keseluruhan kalau dibandingkan dengan data 1997 pada saat krisis ekonomi, terlihat masih sangat jauh pertumbuhannya.
"Dengan RAPBN 2012 yang diperkirakan bakal mencapai Rp1.400 triliun , diharapkan pemerintah dapat meningkatkan kembali sektor industri pengolahan yang saat ini masih rendah," ujarnya.
(ANT-135/D012)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011