Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda mengakui hingga saat ini belum ada koordinasi tentang agenda yang akan dibawa pemerintah RI dalam pertemuan Consultative Groups for Indonesia (CGI) pada Maret 2006.
"Kita belum ada koordinasi tentang itu," kata Menlu usai presentasi Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) tentang kemajuan rekonstruksi dan rehabilitasi Aceh dan Nias di Jakarta, Kamis.
Namun demikan, dia juga mengakui bahwa memang akan ada kaitan antara proses negosiasi utang Indonesia kepada CGI dengan politik.
Dia juga menegaskan bahwa selama ini Indonesia dikenal sebagai pembayar utang yang baik dan tidak akan menggunakan alasan bencana alam untuk tidak membayar utang.
Pertemuan CGI XIV rencananya akan digelar awal Maret tahun ini di Jakarta.
Sebelumnya, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengatakan bahwa sekitar 144 proyek telah diajukan untuk dibiayai dengan utang luar negeri.
Besar pinjaman luar negeri yang akan diupayakan untuk membiayai ke-144 proyek tersebut adalah sekitar Rp7,3 miliar dolar AS.
Namun Menteri PPN/Kepala Bappenas, Paskah Suzetta mengatakan bahwa angka 7,3 miliar dolar AS tersebut belum final.
Menurut data yang diperoleh dari Forum LSM Internasional untuk Pembangunan Indonesia (Infid) hingga Maret 2005, jumlah utang luar negeri Indonesia mencapai sekitar Rp1.282 triliun yang terdiri atas utang pemerintah Rp767,923 triliun dan utang swasta Rp513,978 triliun. Sedangkan utang dalam negeri Indonesia mencapai Rp611,296 triliun.
Dalam APBN 2006, katanya, pembayaran utang dianggarkan sekitar Rp73,5 triliun atau 2,5 persen dari PDB yang berarti naik dari APBN-P 2005 sebesar Rp59,2 triliun dan APBN 2004 sebesar Rp64,1 triliun.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006