Jakarta (ANTARA News)- Para pelaku pasar di pasar spot antarbank Jakarta, Senin siang belum akfif masuk pasar, mereka masih menunggu meredanya gejolak pasar global yang tak menentu.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turun satu poin menjadi Rp8.539 per dolar dari sebelumnya Rp8.538.

Analis PT First Asia Capital, Ifan Kurniawan di Jakarta, Senin mengatakan, pelaku pasar masih melakukan konsolidasi, karena mereka belum merasa nyaman dengan krisis utang global akhir-akhir ini.

Data ekonomi AS tentang indeks sentimen konsumen yang merosot tajam dari 60,7 persen pada Juli menjadi 54,9 persen pada awal Agustus menimbulkan kekhawatiran bahwa krisis itu masih belum hilang.

Meski ada data ekonomi AS lainnya yaitu penjualan retail AS yang membaik dari 0,3 persen pada Juni menjadi 0,5 persen pada Juli, namun pelaku tetap belum masuk ke pasar uang, katanya.

Menurut dia, rupiah memang sempat mencapai di bawah level Rp8.500 per dolar, namun sejak itu terus mengalami pergerakan yang sempit.

Rupiah diperkirakan berada pada kisaran Rp8.510 sampai Rp8.580 per dolar, ucapnya.

Faktor fundamental ekonomi Indonesia, lanjut dia merupakan salah faktor yang menahan rupiah bergerak turun bahkan bergerak naik namun kenaikannya relatif kecil.

Meski demikian peluang rupiah untuk mencapai dibawah Rp8.500 per dolar AS masih cukup besar, ujarnya.

Sementara itu, analis PT Bank Saudara Tbk, Rully Nova mengatakan, posisi rupiah sebenarnya sudah cukup stabil.

Karena pada level tersebut, eksportir maupun importir masih bisa melakukan kegiatan usaha, ujarnya.

Apabila rupiah berada di bawah Rp8.500, lanjut dia, maka eksportir akan mengeluh dan meminta Bank Indonesia (BI) untuk turun ke pasar melakukan intervensi pasar.

Karena itu level rupiah saat ini dinilai sudah cukup bagus, namun apabila memang dorongan kuat muncul dari pasar hingga dibawah Rp8.500 per dolar, kemungkinan BI aka masuk pasar, ucapnya. (CS)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011