Jakarta (ANTARA News)- Pengamat pasar Ifan Kurniawan memperkirakan, indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) kemungkinan sulit untuk mencapai level 4.000 poin, apabila bursa global tak menentu (fluktuasi).
Namun apabila indeks secara teknikal bisa mencapai angka 3.925 per dolar, maka kenaikannya akan berlanjut hingga mencapai 4.000 poin, katanya di Jakarta, Senin.
Ifan Kurniawan yang juga analis PT First Asia Capital, mengatakan, pelaku pasar khususnya asing masih khawatir dengan krisis utang AS meski data penjualan retailnya menguat pada Juli menjadi 0,5 persen dibanding bulan Juni hanya 0,3 persen.
Jadi pasar saat ini masih melakukan konsolidasi, karena kekhawatiran atas pasar global masih tinggi, ujarnya.
Menurut dia, kekhawatiran pelaku pasar itu terlihat setelah muncul data indeks konsumen AS pada awal Agustus mengalami penurunan tajam sejak 1980 menjadi 54,9 persen dibanding Juli 2011 yang mencapai 60,7 persen.
Karena itu krisisi utang di AS dan kawasan Eropa yang akan merembet ke Perancis memberikan sentimen positif terhadap pasar modal Indonesia, meski dampaknya tidak besar bursa lainnya di Asia, ucapnya.
Masyarakat AS sendiri, lanjut dia pesimistis bahwa dalam jangka pendek ekonomi AS masih beresiko, karena kekhawatiran masih tetap terjadi.
"Kami tidak yakin ekonomi AS dalam jangka pendek sudah normal, karena berbagai data ekonomi yang muncul cenderung negatif," ucapnya.
Ia mengatakan, resiko dari pasar global masih ada, karena itu pelaku asing lebih cenderung melakukan aksi lepas saham ketimbang membeli yang mencapai Rp3,3 triliun naik dibanding pekan lalu hanya Rp1,4 triliun.
Namun apabila faktor global itu membaik dan mendorong pelaku asing kembali masuk ke pasar domestik, maka pergerakan indeks di BEI akan semankin mendekati angka 4.000 poin, katanya.
Menurut dia, secara keseluruhan peluang indeks naik lebih besar ketimbang bergerak turun, namun membutuhkan waktu untuk bisa mencapai 4.000 poin.
Karena perdagangan saham di BEI hanya tinggal delapan hari lagi, sedangkan BEI mulai 29 Agustus libur hingga 2 September 2011 (libur seminggu), katanya.
Ia mengatakan, indeks BEI akan dapat mencapai pada September nanti, karena krisis utang AS kemungkinan sudah selesai.
Para pelaku asing kemungkinan makin aktif bermain di pasar saham dan uang yang akan mendorong rupiah bergerak naik, ucapnya.(h-CS)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011