Kendari (ANTARA) - Basarnas Kendari melakukan evakuasi terhadap empat orang nelayan yang dilaporkan mengalami mati mesin perahu panjang (longboat) saat memancing ikan di perairan Kolaka, Sulawesi Tenggara.

Kepala Basarnas Kendari Aris Sofingi di Kendari, Senin mengatakan awalnya empat orang nelayan yang menggunakan dua perahu tersebut dilaporkan terdampar di Pulau Lemo, Kabupaten Kolaka akibat kerusakan mesin dan cuaca buruk saat mencari ikan di perairan Kolaka.

Baca juga: Basarnas temukan nelayan hilang di perairan Konawe Selatan meninggal

"Sore tadi sekitar pukul 14.10 Wita kami menerima informasi kejadian itu dari salah seorang tetangga korban bernama Jumiati Aminah, yang melaporkan bahwa para korban terdampar di Pulau Lemo sejak 19 Februari 2022 akibat kerusakan mesin dan cuaca buruk," katanya.

Keempat korban tersebut adalah Husdal (33), Anton (21), Harun (45) dan Burhan (37). Keempatnya merupakan warga Kolaka.

Basarnas mendapat informasi bahwa para korban keluar melaut sejak 19 Februari 2022 pukul 12.00 Wita menggunakan dua buah longboat di sekitar Pulau Maniang, Kolaka, namun hingga hari ini tak kunjung kembali.

Para korban terdampar di Pulau Lemo, Kolaka dan tidak bisa kembali dikarenakan kondisi kapal yang mengalami patah as dan meminta untuk dievakuasi karena bahan makanan yang dibawa telah habis.

Baca juga: Basarnas kerahkan dua tim cari nelayan hilang di Konawe Selatan

Baca juga: Basarnas cari nelayan hilang di perairan Buton Selatan

Berdasarkan informasi itu, Tim Penyelamat dari Pos SAR Kolaka diberangkatkan menuju lokasi para korban yang diperkirakan sejauh 8,4 mil laut menggunakan perahu karet untuk memberikan bantuan SAR.

Aris menyampaikan tim penyelamat Pos SAR Kolaka berhasil mengevakuasi keempat korban dengan selamat sekitar pukul 15.30 Wita.

Keempat korban telah tiba dengan selamat di rumah masing-masing. "Dengan kembalinya keempat korban dalam keadaan selamat, operasi SAR terhadap dua buah longboat dengan penumpang empat orang yang terdampar di Pulau Lemo, Kolaka dinyatakan selesai dan ditutup," kata Aris.

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022