Moskow (ANTARA News) - Hadiah Nobel Perdamaian hendaknya diberikan kepada para awak kapal selam nuklir Sovyet K-19 yang mengalami nasib naas, karena berkat kepahlawanan mereka ledakan reaktor nuklir dapat dicegah di Atlantik utara pada puncak Perang Dingin, pemimpin terakhir era Sovyet, Mikhail Gorbachev, menyatakan Kamis. Berkat pengorbanan diri para awak di kapal selam kelas Hotel itu, yang dijuluki sebagai "the widowmaker" dalam film laris Hollywood 2002, reaksi berantai nuklir dapat dicegah setelah munculnya kebocoran di sirkuit pendinginan utama reaktor, tulis Gorbachev di suratkabar yang dikelola negara, Rossyskaya Gazeta. Seluruh awak K-19 terpapar radiasi dan delapan orang tewas menyusul insiden pada 4 Juli 1961, tahun yang sama berlangsungnya serbuan dukungan AS yang gagal atas Kuba dan setahun sebelum krisis rudal Kuba. "Pada periode Perang Dingin yang sangat kompleks ...suatu ledakan dapat dianggap sebagai provokasi militer oleh USSR. Tanggapan dari USA dan NATO dapat muncul seketika. Sulit untuk membayangkan apa yang akan terjadi setelah itu," tulis Gorbachev, yang meraih Hadiah Nobel Perdamaian yang bergengsi pada 1990, seperti dilaporkan AFP. "Semua orang yang berada di kapal selam itu pada pagi itu, mereka yang melaksakan tugas mereka, layak mendapat pengakuan dari umat manusia, saat mereka berusaha dengan sekuat tenaga untuk menyelamatkan dunia." Kebanggaan Sovyet K-19 merupakan kapal selam kebanggaan AL Sovyet sebagai kapal selam pertama yang mampu mengangkut tiga rudal balistik berhulu ledak nuklir. Kapal itu berada jauh di lepas pantai di Atlantik utara ketika kebocoran timbul di bagian yang tak dapat dijangkau pada sistem pendingin primer, sehingga memaksa para awak untuk melakukan perbaikan dalam kondisi radiaktivitas tinggi. Para awak akhirnya dievakuasi ke kapal selam lain dan K-19 yana naas ditarik kembali ke pangkalannya di Semenanjung Kola di kawasan Artika Rusia. Drama itu disimpan rapat-rapat selama tiga dekade. Para awak yang selamat berkumpul di depan umum untuk pertam kalinya guna menziarahi makam para mantan kemerad mereka pada 1991. (*)

Copyright © ANTARA 2006