Suu Kyi, yang dibebaskan dari hukuman tujuh tahun berturut-turut penahanan rumah setelah pemilihan yang kontroversial November lalu, akan mengunjungi wilayah Bago, sekitar 80 kilometer (50 mil) di utara Yangon.
"Anggota partai kami akan menangani masalah keamanan dan juga pihak berwenang akan membantu kita," kata Nyan Win dari Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pimpinan Suu Kyi kepada AFP.
Dia menggambarkan kunjungan ini, di mana Suu Kyi akan membuka dua perpustakaan dan bertemu dengan anggota dari sebuah forum pemuda, sebagai kunjungan "politik".
Keamanan menjadi perhatian ketika konvoi mereka diserang pada tahun 2003 selama perjalanan politik, dalam penyergapan yang tampaknya diatur oleh junta militer yang takut oleh popularitas Suu Kyi.
Pada Juni pemerintah yang didukung militer memperingatkan Suu Kyi bahwa kunjungan politik dapat memicu kekacauan dan kerusuhan baru.
Dia telah menguji kebebasannya dengan melakukan perjalanan ke sebuah kota kuil kuno di pusat Myanmar, meskipun tanpa agenda politik.
Pemimpin berusia 66 tahun itu telah menghabiskan lebih dari dua dasawarsa terakhir dalam tahanan, dan beberapa pengamat percaya bahwa pemerintah akan cepat membatasi kebebasannya lagi jika dia dianggap mengancam kekuasaan.
Tapi ada tanda-tanda telah mencair dalam hubungan antara pemerintah dan Suu Kyi baru-baru ini, ketika pemenang Hadiah Nobel Perdamaian itu melakukan pembicaraan putaran kedua dengan menteri perburuhan Aung Kyi pada Jumat.
Sebuah pernyataan bersama yang dirilis setelah diskusi mengatakan kedua pihak akan bekerja sama untuk "stabilitas" dan pembangunan demokrasi.
Juga pada Jumat, pemerintah berjanji untuk melanjutkan dialog dengam Suu Kyi dalam penjelasan pers pertamanya di ibu kota Naypyidaw sejak mengambil kekuasaan.
Pembicaraan awal pada Juli terjadi hanya beberapa hari setelah Amerika Serikat menyerukan agar ada perkembangan "nyata" menuju demokrasi.
Myanmar dikenai sanksi ekonomi oleh Amerika Serikat dan negara-negara Barat yang menyerukan reformasi demokrasi dan hak asasi manusia di negara itu.
Pemilu tahun lalu dimenangkan oleh perwakilan politik militer dan dirusak oleh keluhan luas adanya kecurangan dan intimidasi.
Partai NLD Suu Kyi, yang memenangkan pemilu 1990 tetapi tidak pernah diizinkan untuk mengambil kekuasaan oleh junta, memboikot pemilu karena aturan tampaknya dirancang untuk mengecualikan
Suu Kyi dan melucuti pengakuan NLD sebagai partai politik.
(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011