Seoul (ANTARA News) - Korea Utara (Korut) dan Korea Selatan (Korsel) melakukan perundingan untuk memungkinkan mantan Presiden Korsel Kim Dae Jung mengunjungi Korut April mendatang, kata seorang staf Kim, Kamis. Kim meraih hadiah Perdamaian Nobel atas usahanya mengatur satu pertemuan pemimpin kedua Korea ketika mengunjungi Pyongyang untuk bertemu dengan pemimpin Korut Kim Jong Il Juni 2000. Pertemuan itu menetapkan taraf bagi kerjasama lebih luas antar Korea, termasuk usaha untuk menghubungkan kembali jalan raya dan jaringan kereta api melalui perbatasan zona penyangga yang dijaga ketat yang memisahkan semenanjung itu sejak Perang Korea 1950-1953. "Kim Dae Jung mengharapkan kunjungan ke Pyongyang April nanti dengan menggunakan kereta api," kata seorang stafnya melalui telepon, seoerti dikutip Reuters. "Pemerintah Korsel telah menyampaikan keinginan itu kepada Korut." Seorang pejabat pemerintah Korsel membenarkan bahwa Seoul dan Pyongyang telah membicarakan tentang kemungkinan kunjungan itu, yang akan dilakukan pada saat kekuatan rejional berusaha membujuk Korut untuk menghentikan program senjata nuklirnya. Staf mantan Presiden Korsel itu mengatakan Kim Jong Il telah dua kali mengundang Kim Dae Jung untuk mengunjungi Korut. Kedua pemimpin dari dua Korea itu berjabat tangan, tersenyum dan berangkulan dalam pertemuan mereka tahun 2000, yang dianggap sebagai satu langkah penting menuju peredaan ketegangan di semenanjung yang terbagi dua itu. Korut belum menjawab permintaan itu, kata stafnya. "Presiden Kim memahami bahwa kedua pihak akan membicarakan waktu lawatannya," kata staf itu yang tidak bersedia disebutkan namanya. Kendatipun pada awalnya dipuji sebagai seorang pahlawan karena menyelenggarakan pertemuan itu, Kim Dae Jung dan kemudian terbelit dalam skandal sekitar 500 juta dolar mengatakan dana itu diberikan kepada Korut untuk menjamin terselenggarakannya pertemuan itu. Sejumlah staf pentingnya dituduh menyelewengkan dana, walaupun mantan presiden itu menolak tuduhan tersebut. (*)
Copyright © ANTARA 2006