Taipei (ANTARA News) - Kini rakyat Taiwan menantikan dengan perasaan harap-harap cemas agar Ang Lee, sutradara film kelahiran Taiwan, dapat meraih Piala Oscar pada 5 Maret mendatang, setelah film arahannya "Brokeback Mountain", sebuah kisah percintaan antara dua cowboy gay Amerika, mengumpulkan delapan nominasi Oscar. Menyabet Piala Oscar bukan hanya merupakan pengakuan atas prestasi Lee di bidang sinematografi, tetapi juga pencapaian yang menyelamatkan kehidupan industri film Taiwan, kata para analis, Rabu, sehari setelah nominasi diumumkan di AS. Di Taiwan, hampir setiap orang, mulai dari Presiden Chen Shui-bian hingga pedagang asongan dan petani, bersukacita dengan delapan nominasi Oscar yang diraih "Brokeback Mountain" dan berharap film itu akan menyabet banyak Oscar ketimbang film lainnya pada acara penyerahan Academy Awards bulan depan di Hollywood. Chen, dalam laporan berkala online miliknya, memuji Lee sebagai "kejayaan Taiwan" dan mengemukakan harapannya agar "Brokeback Mountain" akan meraih beberapa Oscar, sehingga dapat merangsang industri film Taiwan dan meluncurkan Taiwan ke penonton di seluruh dunia. Sambil mengakui keberhasilan Lee di bidang sinematografi, Chen juga membanggakan patriotisme Lee. "Lee bertolak ke AS ketika ia berusia 23 tahun, namun tak pernah melupakan akarnya. Ke manapun dia pergi, ia menyatakan kepada orang asing ia berasal dari Taiwan. Semua warga Taiwan harus belajar soal patriotisme dari Lee," tulis Chen dalam terbitan berkalanya. Merintis jalan Putra seorang kepala sekolah sebuah SMA, Lee mulai merintis jalan dalam pembuatan film pada 1973 semasa menjadi mahasiswa jurusan film dan drama pada Sekolah Seni Nasional di Panchia dekat Taipei. Pada usia 23, ia pergi ke AS untuk belajar membuat film di Universitas New York dan tinggal di sana sejak itu. Kini pada umur 51 tahun, Lee adalah satu-satunya sutradara China yang dengan piawai membuat film dalam bahasa Inggris maupun bahasa China, berkat pemahamannya yang mendalam pada kedua budaya. Sinar Lee mulai mencorong di pentas internasional ketika ia menjadi sutaradara film "Pushing Hands" pada 1991 untuk Central Motion Picture Corp di Taiwan. Film itu memenangi penghargaan aktor terbaik dan aktris pendukung terbaik pada Golden Horse Film Festival di Taiwan dan Jury`s Special Award pada Festival Fim Asia-Pasifik di Hongkong. Keberhasilan terbesar Lee hingga sejauh ini adalah film kung fu China dalam bahasa Inggris "Crouching Tiger, Hidden Dragon," yang dibintangi Chow Yun-fat (Hongkong) dan Michelle Yeoh dari Malaysia dan aktris China, Zhang Ziyi, Film itu maraih Oscar pada 2000 untuk film berbahasa asing terbaik, sinematografi terbaik, musik terbaik dan tata artistik terbaik. Diskriminasi rasial Beberapa orang China merasa yakin Academy of Motion Picture Arts and Sciences di AS tak akan mengenugerahi Oscar untuk penyutradaraan terbaik kepada Ang Lee, sebagian karena dia orang China. "Diskriminasi rasial memainkan peranan penting dalam penentuan pemenang Oscar. Mereka tak ingin hadiah Oscar terpenting jatuh ke tangan seorang Asia," kata pembuat film doukementer CHen Chun-chih kepada kantor berita DPA. "Hanya soal waktu Ang Lee meraih Oscar untuk Sutradara Terbaik," kata Lee Kang, adik Lee. Namun demikian Lee tidak merasa kuatir. Dalam wawancara telpon dengan United Daily News dari rumahnya di New York, Selasa, Lee menjelaskan dirinya amat bahagia dengan nominasi Oscar, namun dirinya tetap tenang dan tidak panik, seperti saat drinya menantikan pengumuman Oscar untuk "Crouching Tiger, Hidden Dragon." (*)
Copyright © ANTARA 2006