Jakarta (ANTARA News) - Kepala Kepolisian RI Jenderal Drs Sutanto dinobatkan sebagai Man of the Year 2005 atau tokoh terpopuler tahun 2005 versi majalah MO (Men`s Obsession), sebuah majalah bulanan gaya hidup untuk kalangan menengah ke atas. "Redaksi memang kebanjiran surat yang mendukung Sutanto. Dari kurang lebih 3.000 angket yang masuk, lebih dari 70 persen sepakat Sutanto dianugerahi Man of the Year 2005," kata Direktur Utama Dharmapena Group, Usamah Hisyam, saat mengumumkan penobatan itu di Jakarta, Kamis. Dharmapena Group memiliki sejumlah penerbitan majalah, seperti MO, Taubah, dan beberapa inhouse magazine, selain itu berkecimpung pada penerbitan buku, periklanan, dan "event organizer". Usamah mengatakan, ikon Sutanto sebagai pemberantas kejahatan, mengungguli dua tokoh lain yang juga sangat populer sepanjang tahun 2005, yakni Menteri Perhubungan Hatta Radjasa dan Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh. Usamah menceritakan, nama Sutanto melejit bak meteor di pentas nasional saat ia dipercaya menjabat Kapolri. Berbagai gebrakan memberantas kejahatan, katanya, membuat banyak orang berdecak kagum. "Atas alasan itulah, majalah MO memilihnya sebagai sampul edisi Oktober 2005," katanya. Ia menambahkan, sosok Sutanto menarik karena termasuk figur yang sulit diwawancarai, apalagi untuk wawancara khusus, namun keberadaan Sutanto dalam jajaran pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu telah memberi warna tersendiri. "Hal itu setali tiga uang dengan tekad Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang sudah geram melihat polah tingkah pelaku kejahatan," katanya. Usamah terkesan bahwa selang sehari setelah dilantik, Sutanto langsung memerintahkan jajarannya menutup tempat-tempat perjudian di tanah air, dari yang berskala kecil hingga besar, kemudian pemberangusan pengedar narkoba, bahkan berhasil membongkar dua pabrik narkoba di Banten yang disebut-sebut terbesar ketiga di dunia. Penyelundupan BBM dan pembalakan liar pun menjadi sasarannya untuk ditumpas habis, kata Usamah. Sementara dalam ihwal memerangi terorisme, berhasil menumpas gembong teroris yang paling dicari, Dr Azahari. Pembenahan di lingkungan internal Polri pun tak dilupakan dan hal itu, kata Usamah, terlihat dalam pengungkapan keterlibatan sejumlah perwira tinggi yang menjadi tim penyidik kasus korupsi pembobolan bank BNI senilai Rp1,3 triliun.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006