Dengan mengambil pendekatan bahwa seluruh luas panen padi 2021 yang mencapai 11.057,04 hektare diubah seluruhnya menggunakan metode Hazton
Tarakan (ANTARA) - Gubernur Kalimantan Utara Zainal Arifin Paliwang mengajak seluruh petani di Kaltara untuk mengoptimalkan lahan pertanian.

“Dengan semangat petani di Kaltara, kita harapkan lahan pertanian kita dapat dioptimalkan,” kata Zainal di Tanjung Selor, Bulungan, Minggu.

Dia mengapresiasi atas digelarnya panen padi metode hazton yang digelar di Desa Panca Agung, Bulungan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Kaltara bersama Pemerintah Kabupaten Bulungan.

Menurut dia, hal ini merupakan bentuk implementasi para stakeholder terkait, utamanya KPwBI Provinsi Kaltara untuk menekan laju inflasi.

“Tentu saja ini adalah momentum kita menuai hasil padi yang telah ditanam oleh petani kita,” kata Zainal.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Utara menunjukkan kebutuhan beras Kaltara berkisar 56.115 ton per tahun. Sementara produksi beras Kaltara pada 2021 diperkirakan sebanyak 22.508 ton per tahun.

Dengan kata lain, Kaltara diperkirakan masih akan defisit 33.607 ton per tahun dimana defisit beras ini umumnya dipenuhi oleh produksi beras yang masih didatangkan dari beberapa sentra penghasil seperti Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.

“Dengan mengambil pendekatan bahwa seluruh luas panen padi 2021 yang mencapai 11.057,04 hektare diubah seluruhnya menggunakan metode Hazton," kata Gubernur.

Dengan asumsi hasil dari metode Hazton 6 sampai 8 ton, maka produksi bisa mencapai 66.342 – 88.456 ton per tahun gabah kering atau sekitar 41.622 sampai dengan 55.497 ton per tahun beras.

Dengan demikian, defisit yang terjadi tentunya dapat kita kurangi menjadi hanya 618 sampai dengan 14.493 ton per tahun.

Melalui pola Hazton, Gubernur berharap pemanfaatan kebutuhan beras di Kaltara dapat meningkat. Sehingga tidak perlu lagi mendatangkan beras dari luar Kaltara.

Hal ini sejurus dengan banyaknya program pemerintah pusat di Kaltara salah satunya adalah menyokong kebutuhan pangan di Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning-Mangkupadi.

“Untuk menyokong pangan di KIPI, harus produk yang merupakan hasil dari tanah di Kaltara. Berasnya juga harus dari Kaltara,” kata Zainal.

Teknologi Hazton merupakan cara bertanam padi dengan menggunakan bibit tua yang berumur 25-35 hari setelah semai. Dengan jumlah bibit padat 25 – 30 bibit per lubang tanam. Sedangkan cara tanam biasa hanya 4 – 5 bibit per lubang tanam.

Pengembangan tanaman padi ini, selain membantu cara bercocok tanam dengan teknologi Hazton. Petani juga mendapatkan bantuan bibit, pupuk, pestisida serta bantuan dari pemerintah pusat berupa mesin perontok padi.

Berbeda dengan sistem tanam konvensional yang telah dilakukan, untuk metode hazton sendiri memiliki masa persemaian yang lebih lama, yaitu sekitar umur 25–30 hari. Selanjutnya, bibit padi tersebut ditanam hingga 25 sampai dengan 30 bibit padi tiap lubang tanam.

Metode padi Hazton telah sukses diterapkan di berbagai wilayah di Indonesia. Metode ini telah terbukti diberbagai daerah mampu meningkatkan 2-3 kali lipat dari produktivitas sebelumnya, sehingga diharapkan petani Bulungan dapat mengambil contoh dan menerapkan di lahan pertanian.

Baca juga: Kunjungi Kaltara, Mentan janji pengembangan pertanian terintegrasi

Baca juga: Gubernur optimis pertumbuhan ekonomi Kaltara 2022 meningkat

Baca juga: Presiden: KI hijau Kaltara gerbang RI jadi negara industri besar

 

Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022