Semarang (ANTARA News) - Analis politik Universitas Diponegoro Semarang, Susilo Utomo, menilai, citra Partai Demokrat sangat bergantung pada proses penyidikan selanjutnya terhadap Nazaruddin pascatertangkap.
"Tak bisa hanya mengandalkan tertangkapnya Nazaruddin, citra Demokrat serta merta pulih. Namun proses selanjutnya terhadap mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu sangat menentukan," katanya, di Semarang, Jumat.
Ia membandingkan kasus Nazaruddin dengan kasus mafia pajak Gayus Tambunan atau kasus Susno Duadji, akhirnya sama-sama berhenti pada Gayus dan Susno, tak mampu menyentuh sampai aktor intelektual dari kasus itu.
Jika kasus Nazaruddin nantinya ternyata berakhir sama dengan kasus mafia pajak Gayus Tambunan dan kasus Susno Duadji, lanjut dia, tak bisa mengharap lebih banyak bahwa citra Partai Demokrat akan pulih kembali.
"Melihat kasus Nazaruddin ini setidaknya ada dua hal penting, pertama soal jaminan perlindungan keamanan terhadap Nazaruddin, apalagi sudah terdengar beberapa ancaman terhadap keselamatannya," katanya.
Kedua, kata pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Undip itu, soal data-data yang dimiliki Nazaruddin yang akan dibeberkan dalam proses pengadilan, termasuk keterlibatan siapa saja dalam kasus itu.
Menurut dia, dua hal tersebut menjadikan proses berkelanjutan terhadap Nazaruddin setelah tertangkap sangat penting, tidak bisa hanya berhenti pada sosok Nazaruddin, seperti terjadi pada kasus Gayus dan Susno.
"Kita bisa melihat bagaimana kasus Gayus maupun Susno yang terkesan `dibonsai` dan penyidikan hanya terfokus pada dua sosok itu, padahal kemungkinan besar ada aktor-aktor lain yang sebenarnya terlibat," katanya.
Karena itu, kata Susilo, Nazaruddin sebenarnya merupakan "pintu masuk" untuk melihat sesuatu yang lebih besar, sama halnya dengan Gayus Tambunan, tidak bisa berhenti pada sosok Nazaruddin secara "an sich".
Terkait pemulihan citra partai politik, ia mengatakan, citra partai yang terlilit skandal bisa saja pulih dan kembali menjadi besar, asalkan parpol yang bersangkutan memiliki komitmen menyelesaikan masalah itu.
Ia mencontohkan, Partai Demokratik Liberal (LDP) di Jepang yang tetap menjadi partai besar, meski sempat beberapa kali terlilit skandal yang merusak citra partai, namun citra partai ternyata bisa kembali pulih.
"Kuncinya adalah komitmen, kalau ada skandal ya diungkap, orang-orang di partai yang terlibat harus mundur, diadili, diproses sampai tuntas. Partai Demokrat harus berkomitmen membersihkan nama baik partai," kata Susilo. (ZLS/I007/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011