Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perdagangan, Mari E. Pangestu mengatakan kemungkinan operasi pasar (OP) gula akan dilakukan pekan depan untuk menahan harga gula yang naik hingga Rp6.700 per kilogram di beberapa daerah. "Hari ini sedang di susun rencananya," kata Mari usai kunjungan ke Pasar Minggu, Jakarta, Kamis. Mengenai harga gula OP, kata dia, akan berkisar antara Rp6.000-Rp6.200 per kilogram. "Diharapkan harga gula pasir eceran di Pulau Jawa Rp6.000 per kilogram dan Rp6.200 per kilogram di luar Jawa," katanya. Ia optimis harga eceran di kisaran tersebut akan tercapai dengan mekanisme pasar normal. Jika harga tidak melonjak, kata Mari, maka penyangga gula tidak diperlukan. Pemerintah telah mengeluarkan izin impor gula kepada empat Importir Terdaftar (IT), yaitu PTPN XI, X, XI dan PT RNI sebanyak 190.000 ton hingga akhir Maret 2006. Sementara Bulog dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) diberikan izin impor gula untuk stabilisasi harga sebanyak 110.000 ton hingga April 2006. Gula impor direncanakan untuk distribusikan hanya di luar Jawa. "Setiap tahun kita memang impor gula. Untungnya kontrak gula impor ditandatangani pada Desember ketika harga gula internasional masih berkisar di bawah 400 dolar AS per ton," kata Mari. Berdasar pantauan di beberapa pedagang di Pasar Minggu, harga gula berkisar antara Rp6.500 per kilogram selama sepekan. Mari mengakui pemerintah tidak memiliki instrumen untuk menjaga harga gula seperti beras, namun dengan koordinasi untuk menstabilkan harga gula di distributor di Pulau Jawa, maka harga gula bisa ditahan pada Rp6.000 per kilogram. Menanggapi dugaan adanya persaingan usaha yang ditidak adil yang disinyalir Komisi VI DPR, Mari mengatakan hal itu merupakan tugas Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) untuk melakukan tindakan tegas. (*)
Copyright © ANTARA 2006