Jakarta (ANTARA News) - Pengamat pasar uang Edwin Sinaga memperkirakan rupiah sampai akhir bulan ini masih konsolidasi, meski pasar global yang positif mendorong indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali menguat, namun rupiah tetap berada di atas 8.500 per dolar.
Rupiah sejak pekan lalu memang belum mampu menguat signifikan, bahkan cenderung turun karena pelaku asing yang telah menarik dananya masih belum kembali ke pasar domestik, katanya di Jakarta, Jumat.
Edwin Sinaga yang juga Direktur Utama PT Finan Corpindo Nusa mengatakan, rupiah masih akan berkisar antara 8.500 sampai 8.550 per dolar.
Pergerakannya masih dalam kisaran sempit, meski sebelumnya sempat berada di bawah angka Rp8.500 per dolar AS atau mencapai 8.465 per dolar, ucapnya.
Menurut dia, peluang rupiah untuk kembali menguat masih ada karena pelaku asing akan kembali masuk ke pasar, setelah krisis utang di Amerika Serikat dan Eropa mereda.
Pelaku asing akan menginvestasikan dananya di pasar domestik yang masih memberikan imbal hasil lebih tinggi ketimbang kawasan AS dan Eropa yang menerapkan suku bunga rendah, katanya.
Ia mengatakan, apabila asing kembali masuk ke pasar, maka rupiah akan kembali mengalami kenaikan hingga di bawah angka 8.500 per dolar.
Namun posisi rupiah yang di bawah level 8.500 per dolar, akan membuat para eksportir mengeluh, karena mereka kesulitan menetapkan harga jual produk di pasar ekspor.
Karena itu, Bank Indonesia (BI) akan melakukan intervensi pasar menjaga kenaikan rupiah agar tidak terlalu di bawah 8.500 per dolar.
Rupiah saat ini masih konsolidasi karena berbagai kejadian di masyarakat seperti Ramadhan dan persiapan sambut hari Raya Idul Fitri.
Faktor tersebut membuat mereka membutuhkan rupiah untuk berbelanja dalam jumlah besar, tuturnya.
(H-CS/S004)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011