Jakarta (ANTARA News) - Duta hip-hop asal Amerika Serikat (AS), Toni Blackman memanfaatkan musik yang dilantunkannya bukan hanya sebagai alat kesenian tapi juga sebagai cara mengajar. "Hip-hop dapat dipakai sebagai alat mengajar di sekolah-sekolah. Cara tersebut dapat lebih menarik bagi anak-anak muda," kata Toni dalam kunjungannya ke Jakarta beberapa waktu lalu. Perempuan kelahiran Washington DC itu adalah juara tingkat dunia gaya "freestyling", hip-hop improvisasi yang lagu dan syairnya diciptakan saat itu juga di atas pentas. Toni adalah pendiri Washington`s Freestyle Union, sebuah organisasi hip-hop yang menggabungkan seni dan kegiatan komunitas kemasyarakatan melalui community program-program seperti pencegahan kekerasan pada perempuan. Dalam organisasi itulah Toni mempraktekan hip-hop untuk memberikan pengajaran kepada para perempuan. Tak heran jika kemudian lagu-lagu yang diciptakannya banyak yang berisi pelajaran hidup, nasehat bagi kaum hawa seperti bagaimana mempertahankan harga diri perempuan, hingga masalah percintaan. "Tidak seperti rap yang lebih mengandung `iklan`, hip-hop keluar dari hati jadi lebih mengandung unsur budaya," kata penyanyi yang pernah satu panggung dengan Erykah Badu itu mengenai pilihan musik hip-hop. Ia yang juga telah menghasilkan sebuah buku kumpulan puisi "Black Is Gold" itu percaya musik yang datang dari hati dapat membawa perubahan bagi para pendengarnya. Sebagai seorang duta kebudayaan, Toni tampil dalam konser mini di EX Plaza Indonesia, Sabtu malam. Setelah Jakarta ia juga akan tampil di kota Medan (30/1), Yogyakarta (1/2), dan Surabaya (2/2) sambil memberikan pelatihan kepada para musikus hip-hop hingga . Perempuan berambut sepunggung itu tampil bersama band pengiring yang terdiri dari Byron Hankins pada bas, Ivan Katz pada drum, dan Jeremy Mage pada keyboard. (*)
Copyright © ANTARA 2006