Semarapura (ANTARA News) - Ketegangan Desa Adat Budaga dengan Desa Adat Kemoning, Kabupaten Klungkung terulang, ketegangan ini dipicu saat penguburan Ni Wayan Norsi asal banjar Pande Galiran (tempak kangin), Desa Adat Budaga.
Sampai malam ini suasana penguburan yang akan dilakukan masih terlihat tegang, dua pleton polisi terlihat mengamankan situasi dan kondisi dua warga bertikai itu.
Karena sampai malam ini, isu tak sedap masih menghantui dua warga berkonflik.
Pihak Mapolres Klungkung sendiri langsung turun tangan. Waka Polres Klungkung, Kompol Wayan Gde Suwahyu mencoba mengantisipasi gesekan antara Desa Adat Budaga dengan pihak Kemoning yang sedangkan melaksanakan upacara keagamaan di Pura Dalem dekat penguburan.
Polisi masih tetap mencari jalan alternative agar penguburan bisa dilakukan.
"Kami mempergunakan jalan Rama menuju Setra yang letaknya dekat Pura Dalem yang diklaim warga kemoning," kata Waka Polres Klungkung, Kompol I Wayan Gede Suwahyu.
Hanya saja, kata dia Krama banjar Pande Galiran tidak sepakat. Karena jalan Jempiring dekat Pura Dalem itu merupakan jalan adat dan juga jalan umum.
Namun demikian karena situasi yang semakin ketat karena warga Kemoning yang turun di jalan Jempiring membuat rute penguburan berubah melalui Kota yakni di perempatan Catus Pata ke Kabar menuju Simpang Lima.
Kemudian masuk jalan Flamboyan lalu ke kuburan. Penguburannya sendiri dikawal ketat Polisi.
Sementara warga Kemoning ditambah dengan barikade 2 pleton Brimob Polda Bali yang tiba di TKP kemarin di perempatan jalan Flamboyan.
Penguburan sendiri sempat terhambat. Awalnya akan dilakukan pukul 16.00 wita.
Namun karena alotnya negosiasi akhirnya baru bisa dilakukan pukul 17.30 wita. (ANT/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011