Pelayaran kadet AAL merupakan bagian dari upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Surabaya (ANTARA News) - Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Dewaruci tiba di Pelabuhan Klong Toey, Bangkok, Thailand, Rabu (10/8).

Kedatangan kapal yang mengangkut 85 kadet Akademi Angkatan Laut (AAL) dalam perjalanan muhibah ke negara-negara di kawasan Asia itu disambut Duta Besar RI untuk Thailand, Mohammad Hatta.

"Selanjutnya kami akan bertemu dengan taruna Angkatan Laut Thailand," kata Komandan KRI Dewaruci, Letkol Laut (P) Haris Bima Bayuseto, dalam surat elektroniknya yang diterima ANTARA di Surabaya, Kamis.

Selain Dubes, kedatangan awak KRI Dewaruci yang menjalankan misi pelayaran Kartika Jala Krida itu juga disambut Komandan Resimen Angkatan Laut Thailand, Capt Wottichai.

Rombongan KRI Dewaruci, kata Haris, juga mendapat kesempatan mengunjungi Akademi Angkatan Laut Thailand.

"Kebetulan kami ini ditunjuk sebagai duta diplomasi dan wisata. Oleh karena itu, kami akan memanfaatkan misi itu saat berada di Thailand," katanya.

Dubes RI untuk Thailand Mohammad Hatta kepada para kadet AAL berpesan untuk terus meningkatkan kemampuan dan kualitas sumber daya manusia.

Menurut dia, di era persaingan yang semakin ketat ini, apalagi dengan terbentuknya Komunitas ASEAN, kualitas SDM menjadi sangat penting.

"Pelayaran kadet AAL merupakan bagian dari upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia," katanya.

Sementara itu, Gubernur AAL Laksamana Muda TNI Ade Supandi, mengatakan bahwa pelayaran Kartika Jala Krida merupakan salah satu materi pelajaran dari komponen profesi dasar korps para kadet AAL.

Materi itu membekali para kadet dalam memahami dan mempraktikkan pelajaran profesi dasar matra laut yang telah didapat di dalam kelas.

Setelah menuntaskan seluruh kegiatannya di Bangkok, KRI Dewaruci akan melanjutkan perjalanan kembali ke Tanah Air.

Pelayaran dengan menempuh jarak 11.453,4 kilometer melalui rute Surabaya-Bitung (Sulut)- Manila (Filipina)- Guangzhou (China)-Bangkok (Thailand)-Batam (Kepri)-Surabaya itu memerlukan waktu selama dua bulan.

(M038)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011