Bisa capek dan sakit jari tangan ini menghitung, karena ada 590.000 lembar....
Gorontalo (ANTARA News) - Bukan main-main jumlah jenis uang rupiah ini; banyak pejabat diadili karena menyelewengkan "sedikit" uang negara, jauh di bawah jumlah rupiah yang akan dibahas ini. Bagaimana juga kalau uang lusuh di Kas Titipan Provinsi Gorontalo, mencapai Rp16,29 miliar?
Pemimpin Bank Indonesia Gorontalo, Wahyu Purnama, Kamis, mengungkapkan, dari uang yang "segunung" itu, pecahan uang kertas lusuh dengan pecahan Rp1.000 merupakan yang terbanyak. Bisa capek dan sakit jari tangan ini menghitung, karena ada 590.000 lembar.
Kemudian diikuti pecahan uang kertas lusuh besaran Rp2.000, yang jumlahnya 500.000 lembar. Setelah itu baru uang lusuh pecahan Rp5000, sebanyak 480.000 lembar.
Sementara itu, uang layak edar yang tersedia pada Kas Titipan Gorontalo pada akhir triwulan II-2011, hanya sebesar Rp80,39 miliar.
"Jumlah ini lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp99,15 Miliar," ujarnya.
Adapun rincian uang layak edar dimaksud, terdiri dari Rp80,39 miliar untuk uang kertas dan Rp2 juta untuk uang logam.
Sementara itu, hingga triwulan-II 2011, pihaknya belum menemukan selembar uang palsu di kas titipan provinsi Gorontalo.
Hal ini berbeda dibandingkan 2010, dimana terdapat temuan uang palsu sebanyak 39 lembar dengan rincian meliputi pecahan Rp100.000 tahun emisi 2004 sebanyak 21 lembar dan pecahan Rp50.000 tahun emisi 2005 sebanyak 14 lembar.
Lalu pecahan Rp10.000 tahun emisi 2005 sebanyak satu lembar, dan pecahan Rp5.000 tahun emisi 2001 sebanyak tiga lembar. (ANT)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011