fakta menunjukkan seperti itu; masyarakat setempat selalu menolak bila anjing piaraan mereka divaksin antirabies dan dieleminasi...

Kupang (ANTARA News) - Selama tiga bulan terakhir lima anak balita di Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, digigit anjing rabies. Dua orang di antara balita itu kini sedang dirawat di Rumah Sakit TC Hillers Maumere.

"Balita terakhir yang kena gigit anjing rabies hari Rabu (10/8) berumur 1,8 tahun kini sedang dirawat intensif di Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit TC Hillers Maumere," kata Direktur Rumah Sakit TC Hillers Maumere,dr.Asep Purnama ketika dihubungi melalui telepon,Kamis.

Ia menjelaskan balita terakhir yang digigit anjing rabies itu berasal dari Desa Nitakloang, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka.

"Korban dirawat secara intensif karena menderita luka serius di bagian wajah,"katanya.

Pada akhir bulan Juli 2011, kata Asep, satu balita asal Kecamatan Kewapante juga digigit anjing rabies dan hingga kini masih dalam penanganan medis di rumah sakit.

"Sedangkan di bulan Juni 2011 tercatat tiga orang balita juga digigit rabies. Kini sudah sembuh setelah mendapat perawatan serius dari tim medis rumah sakit,"ujarnya.

Menurut Purnama, di daratan Flores, khususnya Kabupaten Sikka, hampir setiap tahun ada korban gigitan anjing rabies.

"Meskipun fakta menunjukkan seperti itu; masyarakat setempat selalu menolak bila anjing piaraan mereka divaksin antirabies dan dieleminasi,"katanya.

Akibat rendahnya kesadaran masyarakat,kata dia virus dari anjing rabies tidak bisa dihilangkan secara total dan hingga kini masih terus menyebar di Flores.

Ia mengatakan wabah rabies di Flores ditemukan sejak tahun 1998 di Kabupaten Flores Timur lalu mulai menyebar ke sembilan kabupaten di daratan flores.

"Sejak 1998 sampai 2011 korban tewas akibat gigitan anjing rabies di Flores mencapai 215 orang dari 27.386 kasus gigitan,"ujarnya.

Ia menambahkan,tindakan eliminasi dan pemberian vaksin antirabies terhadap anjing tidak mengalami perkembangan secara signifikan akibat dari sikap warga yang apatis dan masa bodoh.

"Pencegahan dengan vaksin antirabies juga tidak berjalan maksimal karena vaksin yang ada sering tidak cukup,"katanya. (ANT)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011