Surabaya (ANTARA News) - Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya, Jawa Timur membentuk tiga tim untuk memburu pelaku perampokan Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit Banyu Urip yang terjadi pada Senin (8/8).

Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Indarto di Surabaya, Kamis menjelaskan, tiga tim tersebut setiap harinya bekerja ekstra memburu pelaku yang diduga kuat hanya seorang diri.

"Setiap hari anggota mencari informasi dan berusaha melakukan penangkapan. Di lokasi, anggota terus berjaga-jaga," ujarnya.

Tiga tim tersebut terdiri dari satu tim unit reserse mobil (resmob) di bawah pimpinan AKP Agung Pribadi, dan dua tim dari unit kejahatan umum di bawah komando Iptu Yunus.

Indarto menambahkan, pihaknya juga sudah memeriksa 12 saksi dalam kasus ini, termasuk tiga saksi yang berinteraksi langsung dengan pelaku.

Hanya saja, mantan Kasubdit I/Pidum Ditreskrim Umum Polda Jatim tersebut enggan menjelaskan lebih rinci hasil perkembangan penyelidikan.

"Yang pasti, penyelidikan mengalami perkembangan signifikan dan sudah ada petunjuk untuk segera meringkus pelaku," papar perwira lulusan Akpol tahun 1995 tersebut.

Perampokan ini terjadi Senin (8/8) pagi, saat karyawan hendak masuk kerja. Dari dalam brankas, pelaku membawa kabur uang senilai Rp79 juta. Setelah menyekap karyawan dan satpam dengan senjata api jenis FN, pelaku melenggang bebas kabur sambil membawa hasil kejahatan.

Polisi pernah merilis ciri-ciri pelaku, yakni tinggi badan sekitar 165 centimeter, tidak gemuk, dan kulit sawo matang. Ketika beraksi, pelaku mengenakan jaket hitam berlogo BRI, kerpus biru, dan topi warna gelap.

"Dari gaya bahasanya, pelaku berlogat bukan Jawa. Kemudian keluar dari TKP, ia hanya jalan kaki dan seorang diri. Sedangkan senjata api yang dibawanya berjenis FN," ucap Indarto.

Di samping itu, dari hasil identifikasi di lapangan juga ditemukan bahwa pelaku dipastikan sudah memiliki rencana dan skenario sebelum beraksi. Ini terbukti dari rapinya pelaku beraksi, meski hanya dilakukan seorang diri.

(ANT-165/M026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011