Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI-Polri (FKPPI) Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengingatkan pentingnya semangat bela negara.
Bambang Soesatyo yang juga Kepala Badan Bela Negara FKPPI dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, akan menyatukan 'anak kolong' di berbagai wilayah Indonesia untuk ikut menjaga dan setia pada Sapta Marga, yakni sebagai doktrin prajurit TNI, Tribrata, dan Catur Prasetya sebagai doktrin anggota Polri dalam menghadapi berbagai tantangan yang mencoba memecah belah bangsa melalui gerakan antitoleransi yang mengadu domba suku, ras, dan agama.
Baca juga: Bamsoet apresiasi TKSK bantu tingkatkan kesejahteraan sosial
"Di sinilah pentingnya membangun semangat bela negara sebagaimana telah diwarisi para orang tua kita di TNI-Polri," kata Bamsoet.
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI Bidang Hukum, HAM, dan Keamanan itu menjelaskan bela negara adalah usaha yang bersifat kolektif.
Hal itu, katanya, sesuai sistem pertahanan negara yang bersifat semesta dengan melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional lainnya.
Baca juga: MPR: Lakukan pendekatan dialogis dan humanis terkait konflik Wadas
"Sistem pertahanan negara yang kita bangun telah disesuaikan dengan jenis dan potensi ancaman yang akan dihadapi, misalnya dalam menghadapi ancaman militer, TNI berada di garda terdepan sebagai komponen utama dengan didukung komponen cadangan dan pendukung bela negara lainnya, seperti FKPPI," ucapnya.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila itu menjelaskan FKPPI akan memasifkan program bela negara yang tidak hanya dilakukan di tingkat pusat melainkan dilakukan di setiap daerah.
Baca juga: MPR dan Pemerintah sepakat perkuat pendekatan humanis di Papua
Sebagai pengawal ideologi Pancasila, dia mengatakan FKPPI harus senantiasa menjadi garda terdepan bangsa dalam mengajak berbagai elemen masyarakat turut terlibat dalam bela negara yang tidak hanya dimaknai sebagai perjuangan fisik.
Bela negara mempunyai spektrum luas, meliputi banyak aspek, dan dimensi. Kemudian, katanya, konsepsi ketahanan nasional dibentuk oleh berbagai aspek, antara lain ketahanan politik, ketahanan ekonomi, ketahanan sosial-budaya, dan ketahanan pangan.
"Mencintai produk dalam negeri, memajukan kebudayaan nasional, hingga melindungi nilai-nilai kearifan lokal, seperti musyawarah dan gotong royong merupakan bagian dari implementasi bela negara," ujar Bamsoet.
Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022