"Ini penting agar dampak dari spillover pasar keuangan global masih dapat mendukung upaya-upaya aliran masuk modal asing ke negara-negara berkembang yang memang diperlukan untuk pemulihan ekonomi," ungkap Perry dalam Konferensi Pers 1st FMCBG di Jakarta, Jumat.
Selain itu, diperlukan pula penggunaan mata uang untuk perdagangan dan investasi yang semakin bervariasi agar bisa mendukung ketahanan seluruh negara berkembang untuk menghadapi global spillover.
Diversifikasi tersebut, menurut dia, bisa dilakukan secara lebih seimbang dengan memperhatikan manfaat dan biayanya.
Negara berkembang dan emerging market juga dinilai penting menerapkan suatu kebijakan makroekonomi dan sistem keuangan yang sehat, termasuk di dalamnya adalah melakukan kebijakan moneter.
"Dengan demikian ini semua tidak saja bisa mendukung pemulihan ekonomi domestik, tetapi juga secara baik dan kuat mengatasi dampak spillover dari rembetan keuangan global," katanya.
Perry menjelaskan seluruh hal tersebut telah dibahas negara-negara G20 dalam Presidensi di Indonesia.
Di sisi lain, para anggota G20 juga berkomitmen untuk memperkuat jaring pengaman keuangan global dari Dana Moneter Internasional (IMF) untuk membantu negara-negara dalam menjaga ketahanan terhadap gejolak perekonomian global.
Baca juga: Modal masuk naik pada awal September, siratkan kepercayaan investor
Baca juga: Menkeu ungkap arus modal keluar Rp145,28 triliun pada triwulan I-2020
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022