"Sekalipun fokus ketahanan pangan di Indonesia adalah pemenuhan beras sementara Selandia Baru fokus pada produk pangan berkualitas tinggi tapi peluang untuk kerjasama ketahanan pangan tetap ada," kata Juru Bicara Wapres, Yopie Hidayat, kepada pers di Jakarta, Kamis.
Hal tersebut disampaikannya usai kunjungan Menteri Perdagangan Selandia Baru, Tim Groser, yang bertemu Wapres Boediono di Istana Wakil Presiden Jakarta.
Menurut Yopie, Indonesia sangat berkepentingan dengan produk pangan asal Selandia Baru mengingat mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup baik dan memiliki masyarakat kelas menengah atas yang memiliki daya beli tinggi untuk membeli makanan impor.
Atas permintaan Wapres tersebut, katanya, Tim berjanji akan mencari dan memikirkan cara untuk melakukan kerjasama ketahanan pangan kedua negara.
Masalah energi, terutama geotermal, menurut Yopie, juga menjadi pembicaraan Wapres Boediono dan Tim yang keduanya juga berkeinginan menjajaki kerjasama.
Selandia Baru menilai Indonesia memiliki potensi alam geothermal yang memadai dan juga keahlian untuk mengembangkan sumber energi tersebut.
"Geotermal saat ini menjadi tren penting pengembangan energi saat ini setelah kecelakaan reaktor nuklir Fukushima di Jepang," kata Yopie.
Tim, yang pernah menjadi Duta Besar Selandia Baru di Jakarta, kata Yopie, juga menyatakan rasa optimistiknya mengenai kemampuan Indonesia dalam mengelola ekonomi agar tidak terjadi krisis seperti di sejumlah negara Eropa dan Amerika Serikat.
Tim juga menilai Indonesia adalah negara tetangga yang penting dan strategis bagi Selandia Baru dan dimasa mendatang akan menjadi mitra terpenting.
"Indonesia memiliki peran penting di kawasan ASEAN sehingga bagi Selandia Baru akan menjadi negara strategis dan penting bagi kami," demikian Yopie, mengutip pernyataan Tim. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011