berharap gejolak keuangan di Amerika Serikat dan Benua Eropa yang berdampak pada penurunan IHSG di pasar modal seluruh dunia itu tidak terlalu dalam seperti periode 2008-2009....
Jakarta (ANTARA) - Presiden Susilo B Yudhoyono menegaskan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2012 telah mengantisipasi semua kemungkinan termasuk resiko gejolak keuangan yang melanda dunia saat ini.

Dalam pengantarnya sebelum memimpin rapat kabinet paripurna di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis, Presiden mengatakan RAPBN 2012 dan nota keuangan yang akan disampaikan di hadapan sidang gabungan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) pada 16 Agustus 2011 telah mempertimbangkan semua aspek.

"RAPBN 2012 serta nota keuangan yang Insya Allah saya sampaikan pada sidang gabungan nanti sesungguhnya telah mempertimbangkan semua aspek yang bisa terjadi," ujarnya.

Meski berharap gejolak keuangan di Amerika Serikat dan Benua Eropa yang berdampak pada penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di pasar modal seluruh dunia itu tidak terlalu dalam seperti periode 2008-2009, Presiden mengatakan pemerintah bekerjasama dengan otoritas moneter dan dunia usaha di seluruh daerah harus mempersiapkan diri untuk mengantisipasi.

Untuk itu Presiden memerintahkan kepada jajaran Kementerian Perekonomian untuk terus berkomunikasi dan berkoordinasi dengan kalangan dunia usaha di seluruh daerah.

"Salah satu kunci keberhasilan kita dulu karena semua langkah kita lakukan, kita bicarakan, komunikasikan, konsultasikan, meski pun keputusan pada tingkat pemerintah saya putuskan tetapi proses itu mengajak mereka semua," ujarnya.

Kementerian Perekonomian juga diinstruksikan terus mengikuti serta mencermati perkembangan situasi perekonomian dunia dan cepat melakukan respon meski perekonomian Indonesia saat ini sudah lebih baik dari ketika menghadapi krisis keuangan global pada 2008.

Pemerintah pun telah menyiapkan kebijakan seperti yang telah dilakukan ketika menghadapi krisis keuangan global pada 2008 sehingga tidak kehilangan momentum pertumbuhan ekonomi yang saat ini sesungguhnya memiliki prospek yang baik.

"Ketika tahun 2008 kita begitu cepat merespon, mengantisipasi, melakukan sinergi dengan semua pihak. Alhamdulillah kita berhasil mengurangi dampak krisis itu. Harapan kita itu bisa dilakukan apabila gejolak ini berkelanjutan," katanya. (D013)


Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011