Washington (ANTARA News/AFP) - Kepala komando gerakan rahasia Amerika Serikat melobi menentang pengumuman nama tentara khusus tewas akibat helikopter jatuh di Afghanistan, kata pejabat pada Selasa.

Tiga puluh tentara Amerika Serikat tewas pada Jumat akibat helikopter Chinook mereka ditembak jatuh di lembah terpencil Afghanistan, tapi dalam berbeda dengan kebiasaan Pentagon, jati diri tentara tewas itu tidak diumumkan.

Yang tewas termasuk 22 anggota pasukan khusus Angkatan Laut SEAL dan tiga tentara khusus Angkatan Udara serta perwira pengawas pasukan khusus itu, yang jatidirinya tidak dapat diumumkan, kata pejabat.

"Komandan SOCOM (Komando Operasi Khusus Amerika Serikat) mengkhwatirkan keselamatan anggota satuan itu dan keluarga mereka serta keluarga korban," kata perwira tinggi kepada kantor berita Prancis AFP.

"Ia mengungkapkan keprihatinan dan pejabat tinggi sedang mengajinya," tambah petugas itu, yang meminta tak dikenali.

Namun, pejabat mencatat bahwa nama tentara tewas itu tidak dinyatakan rahasia berdasarkan atas hukum Amerika Serikat.

Sejak helikopter itu jatuh, beberapa keluarga muncul dan secara terbuka menyebut nama orang tercinta mereka dalam wawancara televisi.

Laksamana Eric Olson, yang secara resmi mundur sebagai kepala SOCOM pada Senin, sebelumnya berbicara tentang keperluan menegakkan kerahasiaan untuk melindungi keselamatan prajurit dan keluarga mereka.

Berdasarkan atas aturan Pentagon, jatidiri tentara tewas disiarkan untuk umum 24 jam setelah keluarga diberitahu tentang kematian orang terkasih mereka.

Mayat 30 tentara Amerika Serikat tewas dalam kejatuhan helikopter itu tiba di Amerika Serikat pada Selasa di pangkalan angkatan udara Dover di Delaware.

Namun, meskipun ada permintaan dari lembaga pemberitaan, upacara khidmat penyerahan di Dover dan dihadiri Presiden Barack Obama serta pejabat tinggi lain itu tertutup untuk media.

Tentara menyatakan pasukan tewas itu tak dapat dikenali, "karena kengerian kecelakaan itu", dan bahwa keluarga dekat mereka tidak mengijinkan media untuk upacara penyerahan tersebut.

Obama mencabut larangan liputan media atas kepulangan peti mati berselimut bendera pada 2009, yang memungkinkan keluarga tentara tewas memutuskan mengizinkan kamera atau tidak.

Merekam kepulangan tentara tewas di medan perang sejak lama menjadi soal peka politik dan pendahulu Obama, George W Bush, dituduh mencoba menyembunyikan citra peti mati tiba di Dover dari umum.

Di Afghanistan, Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) pimpinan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menyatakan Chinook CH-47 dikirim setelah pasukan darat Amerika Serikat meminta bantuan di lembah Tangi di propinsi Wardak di tenggara Kabul.

Yang tewas itu juga termasuk lima penerbang Angkatan Darat Amerika Serikat, yang bertugas sebagai awak helikopter tersebut, tujuh tentara khusus Afghanistan dan seorang penerjemah.

Sementara itu, Komando Pusat Amerika Serikat menunjuk seorang perwira tinggi untuk mengepalai penyelidikan atas kejadian tersebut.

Jenderal Jeffrey Colt, wakil komandan Divisi Airborne 101, akan melakukan penyelidikan atas keadaan di sekitar "kecelakaan" itu, kata pernyataan Komando Pusat.

Tentara menyatakan "kecelakaan" itu belum mengubah siasat dan meremehkan kemungkinan ancaman atas Chinook atau pesawat lain dalam pasukan pimpinan NATO tersebut.
(B002/Z002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011