Beijing baru-baru ini menginformasikan telah mengubah sebuah kapal tua butan Sovyet menjadi kapal induk pertamanya, yang menambah khawatir di kalangan tetangganya menyangkut pembangunan militer negara itu dan sikap agresifnya menyangkut masalah-masalah wilayah.
"Menurut rencana percobaan di laut pertama itu tidak akan berlangsung lama," kata kementerian pertahanan dalam satu pernyataan.
"Setelah kembali ke galangan kapal (di kota pelabuhan Dalian), kapal induk itu akan terus diperlengkapi lagi dan diuji."
Beijing bulan lalu berudaha mengabaikan kemampuan kapal induk pertamanya, dengan mengatakan kapal itu akan digunakan untuk pelatihan dan "riset".
Chen Bingde, pejabat penting militer, hanya memberi pengakuan resmi pertama tentang kapal induk itu dalam satu suratkabar Hong Kong awal Juni.
Tetapi laporan-laporan media dan para pengamat militer mengatakan bahwah kapal sepanjang 300 meter itu sedang dibangun.
Kapal yang sebelumnya bernama Varyag dibuat untuk angkatan laut Sovyet. Pembangunanan itu terhenti akibat ambruknya Uni Sovyet tahun 1991.
Andrei Chang, kepala Kanwa Information Centre, yang memantau militer China, mengemukakan kepada AFP percobaan itu mungkin hanya berlangsung sekitar satu jam.
"Pengujian laut pertamanya adalah mengetes beberapa peralatan, seperti apakah mesin bekerja atau tidak," katanya dan menurut pengalaman dari kapal-kapal induk Sovyet dan Prancis, percobaan di laut akan dilanjutkan untuk satu atau dua tahun lagi.
Pekan lalu Jepang menyuarskan kekhawatirannya atas sikap agresif China dan jangkauan angkatan lautnya yang luas dan terhadap apa yang disebutnya "anggaran militer Beijing yang "tidak terbuka".
Proyek kapal induk itu juga muncul saat meningkatnya ketegangan menyangkut sejumlah sengketa wilayah maritim terutama di Laut China Selatan, yang diduga kaya akan minyak dan gas dan diklaim oleh beberapa negara.
Masalah itu baru-baru ini memanas dengan pertikaian antara China dengan Vietnam dan Filipina yang memicu kekhawatiran di kalangan tetangganya dan Amerika Serikat.
Pada September, pertikaian meletus antara Jepang dan China menyangkut Kepulauan Senkaku yang disengketakan. China menamakan kepulauan Diaoyu yang terletak di Laut China Timur.
China kabarnya membeli kapal itu tanpa mesin,listrik atau baling-baling pada tahun 1998.
Chang menegaskan bahwa ia tidak melihat sistem mekanik yang dapat mengurangi segera kecepatan sebuah pesawat ketika mendarat-- di foto yang ia lihat sejauh ini.
"Itu sangat aneh. Itu adalah satu teknologi yang sangat rumit dan China tidak memasangnya-- kami tidak dapat menemukannya," katanya.
"Ini berarti kapal itu tidak dapat didarati pesawat tempur, mungkin hanya helikoper."
Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA)-- angkatan bersenjata paling besar di dunia-- sangat merahasiakan tentang program pertahanannya, yang memperoleh anggaran militer yang besar dan meningkat akibat pertumbuhan ekonominya yang pesat.
PLA juga mengoperasikan angkatan laut negara itu.
(Uu.H-RN/Z002)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011