Tomohon (ANTARA News) - Pusat Vulkanologi Mitagasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung belum menurunkan status Gunung Lokon di Sulawesi Utara dan hingga Rabu (10/8) pukul 09.00 WITA statusnya masih sianga.
"Statusnya masih siaga. Sampai hari ini belum ada perintah dari PVMBG Bandung untuk menurunkan statusnya dari siaga ke waspada," ujar Staf Pemantau Gunung Api Lokon dan Mahawu Kakaskasen, Jemmy Runtuwene, di Tomohon.
Dia mengatakan, dari frekuensi letusan dibanding beberapa waktu lalu relatif menurun, namun yang masih cukup intens terekam adalah gempa yang terjadi terus menerus (tremor) serta hembusan yang kadang diikuti dengan debu vulkanis.
"Kalau letusan memang sudah mulai menurun dari sisi frekwensinya. Hanya saja kemungkinan akan terjadi letusan bisa saja karena hingga kini tremor masih terekam dan belum berhenti," jelasnya.
Dia mengatakan tremor ini tidak pernah berhenti pasca letusan 14 dan 17 Juli 2011 beberapa pekan lalu yang mengakibatkan diungsikannya ribuan jiwa warga Kinilow dan Kinilow I, Kecamatan Tomohon Utara, Kota Tomohon.
Sementara itu, sekitar pukul 04.50 WITA warga sempat merasakan terjadinya gempa vulkanik, meski demikian, gempa tersebut tak mengakibatkan kepanikan warga yang bermukim di Kelurahan Kinilow dan Kinilow I.
Saat terjadinya gempa kebanyakan warga masih dalam keadaan terlelap dan hanya dirasakan oleh beberapa warga.
"Kami kira akan terjadi letusan lagi. Beberapa waktu lalu sebelum terjadi letusan diiringi dengan gempa seperti ini. Tapi syukurlah tidak terjadi apa-apa," ujar Marthen Frans, warga Kelurahan Kinilow I, Kecamatan Tomohon Utara, Rabu (10/8).
Runtuwene yang dikonfirmasi mengenai terjadinya gempa vulkanik ini membenarkannya.
Menurutnya, seismogram mencatat gempa vulkanik lokal yang terjadi sekitar pukul 04.56 WITA. Dikatakannya, terjadinya gempa seperti ini menandakan aktivitas Gunung Lokon masih di atas normal.
"Kami senantiasa berharap warga yang berada di radius 3 kilometer untuk tetap waspada. Letusan kemungkinan masih akan terjadi melihat tren kegempaan yang belum berhenti," katanya.
(ANT-305/A034)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011