Kehandalannya dijamin mampu beroperasi dalam temperatur 45 derajat celcius dan telah diuji sesuai petunjuk temperatur yang diterbitkan oleh ASHRAE (American Society of Heating, Refrigerating and Air-Conditioning Engineers).
Itu merupakan temperatur tertinggi yang dijamin pada server mainstream dalam industri saat ini, kata Dell Indonesia dalam siaran persnya.
Dengan kehandalan thermalnya, maka solusi data center Dell ini dapat dijalankan pelanggan dalam kondisi lebih hangat dan membantu menurunkan biaya maintenance dan infrastruktur, termasuk biaya konsumsi energi.
Konstruksi data center baru telah dicontohkan oleh perusahaan-perusahaan seperti Google, Facebook, dan Yahoo yang telah bergeser pada pendingin data center udara segar (fresh air) yang tidak bergantung pada teknologi pendingin (chiller).
Namun, maksimum suhu standar yang diperbolehkan 95 F (35 derajat celcius) untuk perangkat TI sehingga membatasi lokasi di mana perangkat dapat digunakan tanpa backup chiller.
Sistem Dell telah dikembangkan untuk menghasilkan operasional yang berkelanjutan pada temperatur antara minus 23 F (5 derajat celcius) hingga 113 F (45 derajat celcius) dan humiditas yang diperbolehkan dari 5 persen hingga 90 persen.
Ketahanan disain pada level ini telah mendapatkan validasi dari pengujian yang baru-baru ini dijalankan dan menunjukan bahwa produk-produk tersebut dapat mentolerir hingga 900 jam operasional per tahun pada suhu 104 F (40 derajat celcius) dan hingga 90 jam pada suhu 113 F (45 derajat celcius).
Dengan mengimplementasi server-server, storage atau switch jaringan Dell dengan menggunakan kemampuan Fresh Air. Pelanggan tetap mendapatkan fleksibilitas yang lebih besar dengan efisiensi energi yang telah ditingkatkan dan menurunkan biaya operasional.
Di beberapa situasi, biaya kapital untuk membangun sebuah fasilitas pendingin (chiller) sebagai bagian dari fasilitas data center secara keseluruhan dapat ditiadakan.
Dengan demikian, hal itu dapat menghasilkan penghematan lebih dari 100.000 dolar per megawatt (MW) dan mengeliminasi pengeluaran kapital TI kira-kira sebesar 3 juta dolar per MW.
Dell menambahkan, sistem TI yang dapat mentoleransi temperatur yang lebih tinggi tersebut dapat menurunkan risiko gagal TI saat fasillitas pendingin padam.
(S026/B010)
Pewarta: Suryanto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011