Akibat pandemi, banyak pasien yang ragu untuk mengunjungi rumah sakit karena takut tertular COVID-19

Jakarta (ANTARA) - Head of APAC 5G Industri and IoT Community GSMA, Terence Wong mengatakan, pemanfaatan teknologi di sektor kesehatan akan terus tumbuh mengingat pandemi COVID-19 telah membuat aktivitas menjadi serba digital serta banyaknya permintaan pelayanan kesehatan yang lebih baik dan mudah diakses.

"Kami melihat ada pertumbuhan yang signifikan di tahun-tahun mendatang. Jika melihat data, 99 persen organisasi layanan kesehatan sudah melakukan transformasi digital," ujar Wong dalam webinar "How 5G and IoT Tech Will Transform Healthcare", Kamis.

Pasar global untuk teknologi kesehatan digital, papar Wong, akan tumbuh dari 174,7 miliar dolar AS (sekitar Rp2,5 ribu triliun) pada tahun 2021 menjadi 384,8 miliar dolar AS (sekitar Rp5,5 ribu triliun) pada tahun 2026, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 17,1 persen untuk periode 2021-2026.

Baca juga: Teknologi digital diperlukan dalam tata laksana penyakit kronis

Wong mengatakan, digitalisasi layanan kesehatan sebenarnya telah diumumkan oleh World Health Organization (WHO) sejak tahun 2005 dan lebih dari 120 negara telah mengembangkan kebijakan untuk mendukung pengembangan layanan kesehatan digital.

Bahkan dalam ASEAN Digital Master Plan, peningkatan kesehatan digital ditetapkan sebagai salah satu prioritas utama pelayanan publik.

Namun, lanjut dia, masih ada kesenjangan yang cukup tinggi di ASEAN yakni jumlah dokter dan jumlah tempat tidur di rumah sakit masih berada di bawah rata-rata dunia. Selain itu, diperlukan juga akses kesehatan yang lebih adil, terjangkau, dan universal.

Baca juga: Teknologi digital bantu rumah sakit hadirkan layanan berkualitas

Oleh karena itu, menurut Wong, pemanfaatan teknologi sangat diperlukan untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut, salah satunya dengan telemedisin. Selain dapat lebih mudah diakses banyak orang, inovasi tersebut juga dapat meminimalkan kontak sehingga mencegah penularan COVID-19.

"Akibat pandemi, banyak pasien yang ragu untuk mengunjungi rumah sakit karena takut tertular COVID-19. Hal ini tentu meningkatkan permintaan akan telemedisin termasuk layanan kesehatan virtual secara real time," tutur Wong.

Dalam menciptakan layanan kesehatan digital yang baik, Wong mengatakan bahwa teknologi 5G akan sangat membantu.

"Teknologi 5G memungkinkan industri untuk memberikan cakupan yang lebih baik, memberikan resolusi tinggi, hingga transfer yang sangat cepat," imbuh dia.

Baca juga: Menko Airlangga dorong transformasi digital dalam industri kesehatan

Baca juga: Pemanfaatan layanan kesehatan digital selama 2021

Baca juga: Transformasi digital kesehatan ubah metode laporan jadi pelayanan

Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2022