Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan kawasan Indo-Pasifik harus dilihat dari sisi kerja sama ekonomi dan kesejahteraan.
“Indo-Pasifik harus dilihat dari sisi kerja sama juga dilihat dari sisi kesejahteraan dan kerja sama ekonomi dan bukan hanya dari sisi keamanan,” kata Retno Marsudi dalam pengarahan pers yang dipantau secara daring di Jakarta, Kamis.
Dia mengatakan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) adalah kerja sama yang terbuka dan inklusif.
Dalam ASEAN Foreign Ministers’ Retreat, Indonesia telah mempresentasikan makalah berisi konsep (concept paper) tentang Mainstreaming Four Priority Areas of the ASEAN Outlook on Indo-Pacific.
Inti dari makalah tersebut adalah bagaimana AOIP dapat diterjemahkan dalam kerja sama konkret yang sifatnya terbuka, inklusif dan mengedepankan kerjasama, kata dia.
Karena Indonesia yakin kerja sama yang terbuka dan inklusif dapat meningkatkan kesejahteraan, dan kesejahteraan akan memberikan kontribusi bagi upaya menciptakan perdamaian dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik, kata Retno.
Baca juga: Menlu Retno: Penting, implementasi Konsensus Lima Poin tentang Myanmar
“Indonesia sampaikan apresiasi (terhadap) dukungan para Menlu ASEAN terhadap concept paper Indonesia tersebut,” kata Retno.
Dalam konteks memajukan inklusivitas kerja sama, lanjut dia, Indonesia diundang untuk hadir dalam pertemuan menlu mengenai Indo-Pasifik.
“Saya memang berkomitmen sejak awal untuk hadir. Setelah dari Kamboja saya akan lakukan kunjungan kerja ke Paris dalam rangka menghadiri pertemuan tingkat menlu mengenai Indo-Pasifik,” kata dia.
Selama di Paris, Menlu Retno juga akan memimpin pertemuan Bali Process Steering Group Ministerial Meeting bersama dengan Menlu Australia.
Pertemuan tersebut rencananya akan dihadiri oleh Menlu Thailand, Menlu Selandia Baru serta perwakilan UNHCR dan IOM.
Baca juga: Menlu Retno tekankan penguatan arsitektur kesehatan di ASEAN Retreat
Dia mengatakan pertemuan itu dilaksanakan sebagai bagian dari persiapan Bali Process Ministerial Conference (BPMC) ke-8 yang akan dilaksanakan pada akhir tahun atau bertepatan dengan 20 tahun terbentuknya mekanisme Bali Process.
“Situasi konflik yang terjadi di kawasan kita, antara lain di Myanmar dan di Afghanistan, memiliki dampak ikutan berupa peningkatan jumlah pengungsi. Untuk itu, mekanisme Bali Process harus menjadi semakin relevan dalam menyikapi perkembangan dinamika tersebut,” kata dia.
Untuk kunjungan kerja di Paris yang dimulai hari ini, kata Retno, Indonesia telah terima permintaan pertemuan bilateral dari 14 negara termasuk Uni Eropa, Kanada, Belanda, dan Jerman.
“Selain itu, saya juga akan melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu dan Menhan Prancis sebagai tindak lanjut dari kunjungan Menlu dan Menhan Prancis ke Jakarta beberapa saat lalu,” kata dia.
Baca juga: Pertahanan, fokus kerja sama Indonesia-Prancis
Baca juga: Retno bahas pandemi, ekonomi dalam pertemuan para menlu Pasifik
Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022