Washington (ANTARA News/Reuters) - Pentagon pada Senin berusaha menghilangkan kekhawatirannya akan kebangkitan Taliban setelah pejuang Afghanistan menembak jatuh helikopter pada akhir pekan sebelumnya, yang menewaskan 30 tentara Amerika Serikat, sebagian dari mereka tentara khusus Angkatan Laut SEAL.
Kejadian pada Sabtu itu peristiwa paling mematikan bagi pasukan Amerika Serikat di Afghanistan sejak perang tersebut dimulai hampir sedasawarsa lalu dan mengikuti serangkaian pembunuhan kelas tinggi serta serangan gerilyawan dalam beberapa bulan belakangan.
Pejabat tentara Amerika Serikat berulang kali mengecilkan kejadian itu saat Taliban berusaha menunjukkan kekuatan sesudah serangkaian kekalahan, yang mengakibatkan kubu mereka diambil alih pasukan NATO.
"Kejadian tunggal itu tidak mewakili gejala atau kecenderungan apa pun," kata juru bicara Pentagon Kolonel Dave Lapan.
"Kami masih memburu Taliban. Kami telah membalikkan keadaan mereka, tapi merek masih menimbulkan korban. Itu yang mereka lakukan," katanya.
Tapi, pembunuhan begitu banyak tentara Amerika Serikat bergaung di dalam negeri tidak seperti kejadian di medan perang lain, dengan keluarga, pendeta dan teman mendiang pasukan itu tampil di media Amerika Serikat, memuji petempur dalam perang tak disukai itu, yang biasanya berada di belakang soal lain, seperti, ekonomi.
Banyak korban berasal dari Regu Enam SEAL, satuan khusus terpuji, yang melaksanakan serangan rahasia pada Mei untuk membunuh Osama bin Ladin.
Pejabat Amerika Serikat menyatakan tidak satu pun tentara tewas itu ikut dalam serangan terhadap bin Ladin.
Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) pimpinan persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO di Afghanistan menyatakan helikopter Chinook CH-47 itu tampaknya dihantam granat roket.
Lapan mengatakan kepada wartawan bahwa pejuang diduga Taliban.
Menteri Pertahanan Leon Panetta menyatakan pembunuhan itu sebagai pengingat bagi rakyat Amerika Serikat bahwa bangsa itu masih dalam keadaan perang.
Ia bertekad terus menekan dengan memburu pejuang, yang dapat menimbulkan ancaman bagi Amerika Serikat.
"Sesudah kehilangan berat seperti ini, akan lebih menyedihkan jika kita membolehkannya menggagalkan negara ini dari upaya mengalahkan Alqaida dan untuk memberi tempat berlindung aman di Afghanistan," kata Panetta saat berbicara pada upacara melantik komandan baru di Komando Operasi Khusus di Florida.
Pengecam rencana Obama menarik 33.000 tentara Amerika Serikat dari Afghanistan pada akhir musim panas mendatang menyerang presiden itu, karena mundur terlalu cepat atau terlalu lambat dari perang tersebut.
"Kami akan mengatasi masalah ciptaan Presiden itu," kata Senator John McCain, yang kalah dari Obama dalam pemilihan presiden pada 2008 dan ingin penarikan lebih lambat.
"Di Afghanistan dan bagian lain dunia ada perasaan bahwa Amerika Serikat mundur. Itu tidak bagus," katanya di acara "Meet the Press" jaringan televisi NBC pada Minggu.
Sekitar 100.000 tentara Amerika Serikat dikerahkan ke negara terkoyak perang itu.
Lebih dari 1.500 tewas di Afghanistan sejak pasukan negara adidaya itu menggulingkan Taliban pada ahir 2001 setelah serangan 11 September tahun tersebut.
Sejak perang di Afghanistan dimulai pada 2001, 149 tentara Amerika Serikat tewas akibat helikopter mereka jatuh karena kecelakaan atau tembakan musuh, kata Pentagon.(*)
(B002/Z002)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011