Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyatakan Kurikulum Merdeka memberikan kesempatan pada siswa untuk saling berkolaborasi.
“Melalui kurikulum ini, siswa dapat saling berkolaborasi dan belajar bersama. Siswa memiliki ruang yang seluas-luasnya untuk mengeksplorasi potensi yang ada,” ujar Plt. Kapus Kurikulum dan Pembelajaran Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek, Zulfikri Anas, dalam webinar yang dipantau di Jakarta, Kamis.
Dia menambahkan siswa memiliki ruang yang seluas-luasnya dan berbagi pengalaman dengan teman-teman sebayanya. Kurikulum baru tersebut juga memberikan kesempatan pada anak untuk belajar sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
Menurut dia, hal itu berbeda dengan kurikulum sebelumnya yang menyamaratakan kemampuan dan juga potensi dari siswa.
Baca juga: Platform Merdeka Mengajar sediakan referensi bagi guru dalam mengajar
Baca juga: Nadiem: Tak ada program peminatan pada jenjang SMA Kurikulum Merdeka
Sementara dari sisi guru, juga diberikan keleluasaan untuk memilih bagaimana cara mengajarnya, materinya apa yang diberikan sehingga sesuai dengan tujuan yang dicapai.
Sebelumnya, Kemendikbudristek meluncurkan Kurikulum Merdeka yang memiliki berbagai keunggulan yakni lebih sederhana dan, lebih mendalam karena fokus pada materi esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya.
Lalu, lebih merdeka yang mana tidak ada program peminatan di SMA dan siswa memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat dan aspirasinya. Berikutnya, guru mengajar sesuai tahap capaian dan perkembangan peserta didik, dan sekolah memiliki wewenang untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik.
Berikutnya lebih relevan dan interaktif, karena pembelajaran melalui kegiatan proyek dengan memberikan kesempatan yang lebih luas pada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu aktual.
Kurikulum tersebut diterapkan mulai dari jenjang TK hingga SMA. Mulai tahun ajaran 2022/2023, satuan pendidikan dapat memilih untuk menerapkan kurikulum berdasarkan kesiapan masing-masing sekolah.
Sekolah memiliki tiga pilihan untuk penerapan kurikulum baru tersebut, yakni menerapkan beberapa bagian dan prinsip Kurikulum Merdeka tanpa mengganti kurikulum satuan pendidikan yang diterapkan.
Menerapkan Kurikulum Merdeka menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan, dan menerapkan Kurikulum Merdeka dengan mengembangkan sendiri berbagai perangkat ajar. Sekolah bebas menentukan kurikulum yang akan digunakannya baik itu Kurikulum 2013, Kurikulum Darurat dan Kurikulum Merdeka.*
Baca juga: Sekolah bisa terapkan Kurikulum Merdeka secara bertahap
Baca juga: Nadiem luncurkan Kurikulum Merdeka dan platform Merdeka Mengajar
Pewarta: Indriani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022