Jakarta (ANTARA News) - Mata uang rupiah pada sesi transaksi Selasa sore masih di bawah tekanan kuat dolar Amerika Serikat (AS) yang dipicu dari ketakutan investor terhadap potensi penyebaran krisis utang di Eropa dan penurunan peringkat utang AS.

Kurs nilai rupiah pada Selasa sore di antarbank Jakarta melemah 20 poin  menjadi Rp8.530 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya senilai Rp8.510.

"Ketakutan pasar mata uang terhadap potensi penyebaran krisis utang Eropa menjadi salah satu faktor yang meredam rally Euro sehingga berimbas pada mata uang Asia termasuk Indonesia," ujar analis Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan, keresahan di pasar keuangan global paska penurunan peringkat AS oleh Standard & Poor`s (S&P) mendorong pelaku pasar untuk menghidari resiko.

"Pasar akan mempertimbangkan setiap skenario pertumbuhan global yang ada, yang nampaknya tidak akan cukup baik setelah AS ter-downgrade," katanya.

Ia mengemukakan, jatuhnya mata uang Asia terhadap mata uang AS masih terus berlanjut dalam perdagangan hari Selasa, seiring kekhawatiran terhadap melambatnya ekonomi global meredam permintaan untuk aset berimbal hasil lebih tinggi.

"Meski kondisi AS belum baik, namun mata uang dolar AS masih dianggap mata uang yang mampu menjaga nilai aset sehingga investor lebih cenderung untuk memegang dolar AS," katanya.

Managing Research Indosurya Asset Management, Reza Priyambada, mengemukakan, meski rupiah masih melanjutkan melemah, namun masih bersifat jangka pendek.

Ia menambahkan, kekawatiran investor global terhadap pasar AS dan Eropa dalam jangka pendek masih akan berimbas negatif terhadap pasar Indonesia karena investor cenderung memegang posisi tunai, emas dan wait and see.

"Seiring waktu berjalan, rupiah akan kembali menguat seiring ekonomi Indonesia yang dianggap mampu menahan gejolak perekonomian dunia," ujarnya.

Sementara, kurs tengah Bank Indonesia tercatat mata uang rupiah mengalami pelemahan menjadi Rp8.555 dibanding posisi sebelumnya di posisi Rp8.533.
(T.KR-ZMF/R010)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011