Gunung Kidul (ANTARA News) - Dinas Perhubungan Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, melarang truk pengangkut barang berat masuk ke kabupaten itu pada H-4 hingga H+1 Lebaran 2011 sebagai upaya melancarkan arus lalu lintas.
Kepala Bidang Transportasi Dinas Perhubungan Kabupaten Gunung Kidul Samsudin Efendi di Wonosari, Selasa, mengatakan bahwa truk pengangkut barang berat yang dilarang masuk adalah jenis truk tronton pengangkut gaplek atau singkong maupun truk pengangkut pasir.
Sementara itu, untuk truk pengangkut bahan bakar minyak (BBM) dan kebutuhan sembilan bahan pokok (sembako) masih diperbolehkan melintasi Jalan Wonosari untuk mencukupi kebutuhan masyarakat menjelang Lebaran 2011.
Menurut dia, larangan truk penangkut barang berat masuk ke Gunung Kidul mengacu pada keputusan pemerintah secara nasional.
"Kebijakan ini sudah menjadi keputusan nasional untuk memperlancar arus lalu lintas," kata dia.
Dia mengatakan kebijakan secara nasional itu juga bertujuan mengurangi kepadatan pengguna jalan di arus jalan utama.
Sebab, puncak arus mudik, kata dia biasanya terjadi pada H-7 Lebaran.
Dia mengatakan petugas Dishub akan melakukan patroli kelililing untuk memastikan ruas jalan utama, yakni dari Kecamatan Piyungan menuju Wonosari bebas dari truk pengangkut barang berat pada H-4.
Sementara itu, Kepala Seksi Operasi dan Pengendalian Bidang Transportasi Dishub Eko Prasetyo mengatakan selain menyiapkan petugas patroli, Dishub juga telah menyiapkan 16 personel petugas di titik rawan kemacetan dan kecelakaan.
Menurut dia, sejumlah titik yang rawan kemacetan, meliputi Jalan Wonosari-Playen,Nglipar-Ngawen,dan Gading-Playen.
"Jalan di titik rawan macet itu sempit sehingga memicu kepadatan pengguna jalan," katanya.
Sedangkan, untuk titik rawan kecelakaan, kata dia meliputi Jalan Patuk-Wonosari,Wonosari-Baron,Wonosari-Karanganyar dan Wonosari-Rongkop.
Ruas jalan itu, katanya rawan kecelakaan karena kontur jalan menanjak dan menikung.
Ia mengatakan selain tujuh titik itu, Dishub juga mewaspadai kawasan perbatasan yang rawan terjadi kemacetan saat arus balik karena terjadi lonjakan penumpang.
(ANTARA/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011