Jadi tahun 2023 nanti kita harus meningkatkan produktivitas untuk transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutanJakarta (ANTARA) - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan Nilai Tukar Petani (NTP) sebagai indikator kesejahteraan petani, mengalami peningkatan yang signifikan dan bahkan melampaui target yang telah ditetapkan.
"Nilai Tukar Petani di atas target dan Nilai Tukar Nelayan juga di atas target. Jadi tahun 2023 nanti kita harus meningkatkan produktivitas untuk transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan," kata Suharso dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.
Dia menjelaskan kebijakan prioritas pada tahun 2023 di antaranya adalah percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem yang bisa mencapai 0 sampai 1 persen. Artinya, lanjut Suharso, tahun 2023 pemerintah akan menurunkan kemiskinan dari dua setengah sampai tiga juta penduduk.
"Di sisi lain pemerintah juga fokus pada peningkatan kualitas SDM, kesehatan, pemulihan dunia usaha, revitalisasi industri dan penguatan riset terapan dalam rangka mendorong produktivitas. Karena itu, pembangunan 2023 salah satunya meningkatkan Nilai Tukar Petani antara 103 hingga 105," katanya.
Sebelumnya, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional di kisaran 5,3 sampai 5,9 persen dengan sumber dari sisi pengeluaran konsumsi mencapai 5 persen. Dari semua target itu, industri pengolahan merupakan tantangan yang harus dikembalikan di atas pertumbuhan ekonomi.
"Pertumbuhan sektor industri pengolahan di atas pertumbuhan ekonomi yaitu 5,3 sampai 5,8 persen. Kemudian sektor perdagangan, sektor informasi komunikasi, akomodasi, makanan minuman serta sektor pertanian," kata Airlangga.
Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya merilis Nilai Tukar Petani secara nasional pada Januari 2022 naik 0,30 persen dibandingkan Desember 2021 yaitu menjadi 108,67 dari 108,34, berdasarkan pantauan harga-harga perdesaan di 34 provinsi di Indonesia.
Angka NTP merupakan salah satu indikator dalam menentukan tingkat kesejahteraan petani. Secara umum NTP menggambarkan rasio antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam persentase.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengaku bersyukur nilai NTP terus mengalami tren peningkatan yang signifikan. Dirinya mengingat pada awal masa pandemi NTP masih di bawah 100, namun setelah itu melesat terus hingga angka 108,67.
“Ini artinya ada perubahan positif terhadap kesejahteraan petani. Upaya-upaya yang telah kita lakukan memberikan dampak positif terhadap sektor pertanian secara umum,” kata Syahrul.
Baca juga: BPS: Nilai Tukar Petani Januari 2022 naik 0,30 persen
Baca juga: SPI: kenaikan NTP belum sepenuhnya dinikmati petani
Baca juga: Apkasindo: Provinsi sentra sawit miliki NTP tinggi
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022